TAPAK TUHAN DALAM KULIAH GURU BESAR
Tapak Abadi Sang Sandya Kala berkelana di Kota Raja Besar di mana Penyuka Langit mencari Sang Langit, dengan bertandang ke hunian Guru Besar
Penyuka Langit, berceloteh tentang Langit, mencari Tapak-Nya bagai tanah berhasrat air dengan melangit dan menjadikan Langit Nan Abadi bersemi, bersemayam di benak nan kesempitan
Dalam Sang Janji, Sang Guru Besar,
Sandya Kala Berkuliah tentang menjadi Warga Langit yang hanya ditapak lewat rahim,
jalan yang memporanda nalar lurus
Hm, bagaimana mungkin…?
Iya, Langit tidak tertekuk
Langit adalah Desau Bayu, mengigau kuping, kasat dipandang, muskil dipaham
Namun, Langit terlihat pada Tapak Sandya Kala di padang gersang, sebagai solusi bagi kaum beringas yang meranggas dipatuk beludak karena mendebat Sang Langit
Di sini, si beludak tembaga yang dipandang, menyandang pengakuan kemenangan Sandya Kala atas pedusta besar
Dengan “menghadirkan kelepasan dari maut kepada hidup Anugerah Sang Langit”
Inilah jalan rahim yang tak kunjung dipaham
Sekarang, lihatlah Tapak Itu,
Welas Sandya Kala yang tak terukur kepada para yang jadi,
“tertapak dalam hadir Sang Janji, yang memijak lebur kepala beludak di Bukit Tengkorak dan bersabda, sudah selesai”
Inilah retasan jalan rahim ke Langit, dari Penjadi Para Warga Langit, di mana jalan rahim adalah “barang siapa percaya” untuk menapak ke Langit yang dipasti Sang Guru Besar bagi penyuka Langit yang mau berguru tentang Langit!
Masih tak terpaham?
Iya, jalan ke Langit hanya terlihat oleh yang terkasap mata menapak jalan rahim yang tertanda darah Sang Janji yang membuka pintu Langit untuk bercanda dengan Langit
Selamat diberkati, bagi “barang siapa” … yang matanya dicelikkan untuk masuk ke Langit, menapak Tapak Sandya Kala bersama Guru Agung, Sang Janji
Kiranya …
www.yakobtomatala.com