Leadership, Thoughts, Books, Writing !

TAPAK TUHAN DAN KEBENARAN MUJIZAT

0 983

Tapak Sandya Kala berdebam dalam hadir Sang Janji, di jalan ke Kota Raja Besar, dengan sederet pandangan mata menyentuh pengalaman piluh para yang jadi, memiluhkan rasa berlegam yang membuta …

Tapak itu bersenyap dalam siarah Sang Janji menyentuh pengalaman yang jadi, yang buta, yang nista, dinista dalam tenor cemoh senada yang menyakit bagi yang sakit, “siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya?”
Yang mana yang benar, yang kebenaran?

Yang tidak melihat, yang jatuh tertimpah tangga, tertopang Sabda Terang Dunia, Anak Manusia, yang bicara tentang kebenaran:
“Yang buta adalah wadah kerja Sandya Kala,
Yang buta adalah batu uji, siapa buta sungguh, siapa awas waras,
Yang buta adalah kompas Sang Janji Yang Terjanji, Jurukata, Yang Diurapi, yang dengan olesan tanah dan basuhan air Siloam, mencelik membuat melihat indahnya Buah Tangan Sandya Kala”
Ini mujizat …!

Namun, sang tercelik, mengundang debat Pembela Agama:
“Ini hari Suci, Sang Janji disangkahkan tertuduh, ‘Orang ini tidak datang dari Allah, sebab tidak hormat hari Suci,’
Siapa mengakui Dia sebagai Yang Diurapi, terkucil …”
Namun, lagi, yang sungguh melihat karena tercelik, tidak tercekik akal bulus, dan lantang menantang: “satu hal aku tahu, … aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat”
Saksi sang tercelik pengunci debat:
Mari, bicara kebenaran,
Adakah Sandya Kala mendengar orang bernoda?
Adakah yang tidak datang dari Sandya Kala memelekkan yang dari lahir bergelap mata dan bermujizat?
Pembela Agama yang kalah debat, menendang sang tercelik dalam hardikan kekalahan, … ke luar!

Sang Janji melerai, dan menegas kebenaran, “ini kerja Sandya Kala, yang menghadirkan Kuasa Anak Manusia, Sang Janji dengan tuntutan: Percayakah engkau …? Dan, bersambut: ‘Aku percaya, TUHAN!’.”
Mujizat adalah tanda hadir Sandya Kala dalam Sang Janji, yang bertegas Sabda: “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta”

Apakah saya buta? Kalau saya melihat, maka saya buta!
Tetapi, jika saya buta, maka oleh Sang Janji saya dapat melihat keselamatan-Nya, dan percaya!
Inilah kebenaran, ini mujizat …

Selamat melihat kebenaran mujizat dari Sang Janji ….

www.yakobtomatala.com

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.