Leadership, Thoughts, Books, Writing !

Kontemplasi: 3. Hikmat dan Kebahagiaan

0 621

Firman TUHAN: “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi perak, dan hasilnya melebihi emas” (Amsal 3:13-14).

Pengantar
Dalam uraian sebelumnya telah diterangkan bahwa TUHAN Allah adalah sumber hikmat. Di samping itu, telah pula dijelaskan tentang indikator orang berhikmat kemudian, kemanfaatan menjadi orang berhikmat. Amsal 3 secara khusus membincangkan tentang hikmat sebagai “sumber kebahagiaan.” Inti dari Amsal 3 ini ialah mengenai “kebahagiaan memperoleh hikmat dan menjadi orang berhikmat” (ayat 13-18). Kebenaran ini selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut:

FIRMAN TUHAN MENEGUHKAN HIKMAT
Orang berhikmat mencintai Firman Allah, ia akan “terus mengingat, merenungkannya dengan memeliharanya di dalam hati.” Hati orang berhikmat dikuasai kasih dan setia. Ia teguh percaya dengan segenap hati akan TUHAN. Ia mengakui campur tangan Allah dalam sepanjang hidupnya dengan sikap rendah hati. Ia tekun menjauhkan diri dari kejahatan. Ia selalu memberi diri dididik oleh TUHAN. Ia menikmati hubungan kasih sayang TUHAN secara mendalam hari lepas hari. Renugkanlah kebenaran ini, “Orang berhikmat hidup dalam kehidupan terbaik yang pernah ada di bawa kolong langit!”

JAMINAN KEBAHAGIAAN BAGI ORANG BERHIKMAT
Orang berhikmat yang hidup dalam hikmat memperoleh jaminan kebahagiaan dari TUHAN Allah. Jaminan kebahagiaan didasarkan atas kebenaran bahwa TUHAN sumber hikmat adalah Pencipta yang Mahatahu (ayat 19-20). Jaminan kebahagiaan ini meliputi aspek-aspek berikut:

Pertama, Orang berhikmat dijamin panjang umur serta sejahtera, kekayaan dan kehormatan.

Kedua, Orang berhikmat dikasihi dan dihargai Allah serta manusia.

Ketiga, Orang berhikmat berperilaku lurus dan memuliakan TUHAN.

Keempat, Orang berhikmat memperoleh jaminan kesembuhan dari sakit.

Kelima, Orang berhikmat berhasil dalam usahanya dimana TUHAN Allah menjamin “lumbung-lumbungnya diisi penuh sampai melimpah dan meluap.”

Keenam, Orang berhikmat hidup berbahagia dan sejahtera.

Ketujuh, Orang berhikmat bersandar setia kepada TUHAN, bersikap arif, penuh pertimbangan, berjalan di jalan yang aman, kakinya tidak terantuk di mana ia berbaring dan tidur nyenyak.

Kedelapan, Orang berhikmat selalu berbaik dan berjujur hati serta rendah hati dengan suka menolong sesama secara rela.

Kesembilan, Orang berhikmat menolak rancangan kejahatan, tidak bertengkar semena-mena, tidak iri hati, dan menolak kelaliman.

Kesepuluh, Orang berhikmat adalah pewaris kehormatan. Inilah jaminan kebahagiaan lengkap dari TUHAN Allah kepada orang berhikmat (Amsal 3). PROLOG Memiliki dan menjadi orang berhikmat adalah “jalan kebahagiaan sejati yang dijamin TUHAN.” Orang berhikmat berbahagia karena hubungan intim dengan TUHAN.

Orang berhikmat hatinya lurus dan berjalan dengan Allah. Ia taat akan Firman, setia, jujur dan rajin berbuat benar dengan menjunjung hikmat. Ia hidup dalam kelimpahan dan menabur kebaikan kepada sesama. Dengan demikian, kehidupan terbaik ialah: “Jadilah orang berhikmat untuk menikmati kebahagiaan yang dijamin TUHAN Allah.” Selamat berbahagia dengan hidup berhikmat!

Dalam doa,
Yakob Tomatala www.yakobtomatala.com

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.