Leadership, Thoughts, Books, Writing !

PEMIMPIN BIJAK: MEMIMPIN DENGAN PENGARUH POSITIF

5 1,520

Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau” (Kejadian 30:27).

PENGANTAR

Kepemimpinan dapat dipahami dari berbagai sudut pandang. Salah satu sudut pandang tentang kepemimpinan adalah bahwa kepemimpinan itu melibatkan proses, pengaruh (influence), dan hubungan-hubungan. Karena itu, dapatlah dikatakan bahwa memimpin berarti mengisi proses upaya memimpin (leading attempt/ actuating) kepemimpinan dengan mempengaruhi orang yang dipimpin dalam hubungan-hubungan keorganisasian. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa pengaruh secara spesifik beranjak dari kepribadian pemimpin,yang kalau karakternya positif, akan menularkan pengaruh positif, dan sebaliknya bila karakternya didominasi oleh unsur negatif, maka pengaruhnya tentu akan negatif. Philip Pulaski berkata, “Orang yang berpengaruh andalah dia yang membawa dampak dalam kehidupan orang lain.” Kalau begitu, kita tentu bertanya, bagaimana kita dapat membawa pangaruh positif yang memberkati orang lain dalam kepemimpinan kita? Dalam upaya menjawab pertanyaan ini, marilah kita memaknakan bagaimana kita dapat memimpin dengan membawa pengaruh positif yang memberkati.

1.       MEMBAWA PENGARUH POSITIF DARI HATI YANG BIJAK. Seorang pemimpin yang arif memahami bahwa  menjadi pemimpin baginya adalah suatu kehormatan. Kesadaran ini dibangun di atas kenyataan bahwa adalah kehendak TUHAN bagi seseorang untuk menjadi pemimpin dalam setiap organisasi, apa pun alasan dan caranya (Yohanes 3:27). Dari sudut pandang yang lain, menjadi seorang pemimpin dibangun di atas pembuktian diri sebagai seseorang individu yang kompeten. Ujung dari pembuktian diri ini ialah adanya pengakuan dari orang-orang yang memberikannya penghargaan dan kesempatan baginya menjadi pemimpin melalui berbagai macam cara (memilih, mewariskan, mengangkat, mencipta, dan atau merampas, dsb).

Apa pun cara dan alasannya seseorng menjadi pemimpin, pada saat seseorang terbukti menjadi pemimpin, ia memiliki kuasa kepemimpinan lengkap (complete leadership power, yaitu: kuasa keahlian, kuasa penghargaan sosial, kuasa mengimbali, kuasa bertindak tegas, kuasa legitimat, kuasa rohani) pada dirinya. Dengan kuasa kepemimpinan inilah maka pemimpin memiliki pengaruh yang lengkap untuk memimpin. Dalam hubungan ini, dapat diakatakan bahwa pengaruh adalah dinamika kuasa, dimana dengan pengaruh kepemimpinan inilah seorang pemimpin memimpin, yaitu mempengaruhi bawahannya secara terencana. Melihat hubungan integral antara pribadi pemimpin dan kuasa kepemimpinan yang melahirkan pengaruh kepemimpinan yang ada pada setiap pemimpin, dapat dikatakan bahwa pengaruh kepemimpinannya akan diwarnai oleh faktor pribadi, faktor kuasa kepemimpinan serta  sikap yang muncul dari kombinasi kedua faktor ini. Sikap yang mendominasi pengaruh kepemimpinan seorang pemimpin inilah yang akan nampak dalam proses memimpin, yang menghubungkan pemimpin dan bawahan dalam situasi yang tercipta oleh gaya dan perilaku pemimpin. Dalam hubungan ini akan nampak kadar kepribadian pemimipin yang mempengaruhi situasi kepemimpinan dari organisasi yang dipimpinnya. Di sini akan terlihat bahwa apabila kepribadian pemimpin adalah dominan positif, maka dari kepribadiannya akan terwujudlah  pengaruh kepemimpinan yang beorientasi positif dan sebaliknya. Karena itu, adalah merupakan pilihan sadar yang harus dilakukan pemimpin, berkenan dengan bagaimana ia merefleksikan dan mengekspresikan pengaruh kepemimpinan yang ada padanya dalam upaya memimpin yang dilakukannya. Meneguhkan sikap yang membawa pengaruh positif, Firman TUHAN menegaskan bahwa “ … orang yang luhur budinya merencanakan hal-hal yang luhur dan bertindak luhur pula (Yesaya 32:8 BIS). Karena itu, Firman Allah menasihatkan, “Sebab itu, perhatikanlah baik-baik cara hidupmu. Jangan hidup seperti orang-orang bodoh; hiduplah seperti orang-orang bijak” (Efesus 5:15 BIS). Berdasarkan kebenaran Firman ini, dapatlah ditegaskan bahwa pemimpin hanya dapat mengimpartasi pengaruh positif dari hati yang bijak, melalui gaya dan perilaku khas untuk memimpin (mempengaruhi) para bawahan.

2.       MEMBAWA PENGARUH POSITIF DARI HATI YANG MEMBERKATI. Pemimpin yang bijak akan menyadari bahwa kepemimpinan yang ada padanya yang merupakan kepercayaan dan pemercayaan, adalah suatu kesempatan yang langkah, yang tidak akan terulang dua kali. Kesempatan langkah ini sesungguhnya merupakan momentum yang akan mewarnai upaya memimpin sang pemimpin dengan dampak serta efeknya yang panjang. Dalam kaitan ini, seorang pemimpin yang bijak akan menyadari betapa penting baginya untuk melaksanakan upaya memimpin dalam oprganisasinya dengan orientasi pengaruh positif, yang akan membawa akibat positif bagi kepemimpinannya. Berdasarkan uraian terdahulu, dapatlah dikatakan bahwa pengaruh positif pemimpin sesungguhnya beranjak dari sikap hati yang merupakan pilihan bertanggung jawab untuk menerapkan gaya dan perilaku positif. Gaya dan perilaku positif pemimpin inilah yang akan terbukti melalui pengaruh positif yang menyentuh dan menggerakkan setiap orang di sekitarnya. Dapat pula ditegaskan bahwa dari sikap hati yang positif sajalah pemimpin dapat memberkati kepemimpinannya dengan mengimpartasi kehidupan melalui pengaruh positif (Amsal 4:23). Penegasan ini membenarkan bahwa pemimpin yang melaksanakan upaya memimpin melalui gaya dan perilaku positif sajalah yang akan mampu menggerakkan bawahan secara positif, karena mereka termotivasi oleh faktor positif yang mempengaruhi mereka dalam proses memimpin. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa pemimpin yang menjaga hatinya selalu bersih akan menemukan bahwa ia terbukti dapat menjalankan upaya memimpin secara positif dengan dampak dan hasil positif yang memperkati. Di sini seorang pemimpin yang arif akan selalu meneguhkan dirinya dengan kesadaran bahwa apabila ia bertanggung jawab menjaga hatinya, maka akan ada pengaruh positif yang memberkati sesama, seperti yang dikatakan oleh Dallas Willard, “Mereka yang memiliki hati yang terjaga baik adalah orang-orang yang dipersiapkan dan mampu menanggapi situasi kehidupan dengan cara yang baik dan benar.” Di sini dapat disimpulkan bahwa orang yang hatinya terjaga baik sajalah yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang memberkati dengan pengaruh positif. Kalau begitu, dapatlah dikatakan bahwa pengaruh positif dari hati pemimpin yang terjaga sajalah yang akan membawa berkat melalui sifat, sikap, kata dan tindakan pemimpin yang nyata dalam mengekspresikan pengaruh positif melalui upaya memimpin yang membawa berkat.

3.       MEMBAWA PENGARUH POSITIF DENGAN HIDUP SEBAGAI TELADAN PEMIMPIN ROHANI. Telah ditegaskan sebelumnya bahwa kepribadian pemimpin dan kuasa kepemimpinan dari seorang pemimpin melahirkan pengaruh kepemimpinan yang mewarnai gaya dan periakunya. Karena itu telah dikatakan bahwa pemimpin yang bijak sajalah yang akan mampu untuk mengembangkan gaya dan perilalu yang positif dalam kepemimpinan melalui hidup, sifat, sikap, kata dan perbuatannya. Dalam upaya membawa pengaruh positif melalui hidup dan kepemimpinan, Rasul Paulus sebagai Pemimpin Senior menasihati Timotius denganmengatakan, “Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kesetiaanmu, dalam kesucianmu. … Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertelunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau” (I Timotius 4:12b, 16). Penegasan Firman Allah ini memberikan tanggung jawab bagi pemimpin untuk membuktikan diri sebagai pemimpin teladan dalam kehidupan keseharian. Dapat dikatakan bahwa pemimpin yang mematutkan dan mengontrol dirinya adalah dia yang mampu memberikan teladan yang membawa pengaruh positif bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang membawa pengaruh positif, menjelaskan bahwa ia sedang memimpin ke arah yang benar (efektif), baik (efisien) dan sehat (healthy relations), yang dengan sendirinya akan meneguhkan orang-orang yang dipimpinnya. Di sini dapat dikatakan bahwa pemimpin yang memimpin dengan mempengaruhi secara positif akan meneguhkan kepemimnipinan dan membawa organisasinya ke arah sukses. Landasan bagi sukses seperti ini adalah karena pengaruh positif akan menggairahkan semua komponen manusia untuk terlibat aktif karena merasa dihargai, dan akan menghambat pengaruh negatif yang menimbulkan ketegangan. Mempengaruhi secara positif melalui teladan seperi ini dengan sendirinya akan menularkan lingkaran efek positif yang meneguhkan hubungan kemanusiaan, yang pada gilirannya menopang sinergi yang bergerak simultan menggapai sukses organisasi.

REFLEKSI:

Telah diuraikan di atas tentang prinsip memimpin dengan pengaruh positif, cara Alkitab. Dengan demikian, pemimpin dapat mewujudkan kepemimpinannya dengan gaya dan perilaku yang berkualitas, melalui penerapan  prinsip  kepemimpinan berikut:

Pertama, Pemimpin dapat memimpin dengan pengaruh positif yang berakar dari hati yang membentuk kepribadian dan kuasa kepemimpinan yang melahirkan gaya dan perilaku dengan pengaruh positif. Pengaruh positif dalam diri pemimpin hanya dapat dibangun dari hati yang terjaga oleh kasih karunia TUHAN. Dengan menjaga hati sajalah pemimpin dapat mempengaruhi secara positif melalui kekuatan positif yang membuatnya menjadi proaktif dalam melaksanakan upaya memimpin yang berkualitas.

Kedua, Pemimpin dapat menerapkan pola dan perilaku memimpin dengan pengaruh positif yang memberkati orang yang dipimpin, apabila ia membuktikan bahwa dari hatinya yang terjaga baik, ia memberkati orang-orang yang dipimpin melalui mempengaruhi secara positif. Dapat dipastikan bahwa pemimpin yang memberkati melalui sifat, sikap, kata dan perbuatan benar, baik dan sehat dalam upaya memimpin, adalah dia yang pasti mampu menyiapkan situasi positif yang kondusif yang meneguhkan organisasi untuk menjadi organisasi pemberkat.

Ketiga, Pemimpin dapat membuktikan kualitas kepemimpinannya dengan menggunakan pola dan perilaku kepemipinan yang bijak melalui keteladanan hidup positif. Pemimpin dengan keteladanan hidup positif adalah dia yang layak serta mampu mengimpartasi kehidupan dan harapan sukses dalam kepemimpinan yang diembannya melalui mempengaruhi secara proaktif. Pemimpin yang menerapkan memimpin dengan mempengaruhi yang positif bukan saja tidak terkejar, tetapi sekaligus menyiapkan jalan sukses yang langgeng bagi oraganisasinya, dimana akan ada sikap saling menghargai dan saling mendukung dalam proses kepemimpinan yang pasti membawa sukses.

Selamat membuktikan pola dan perilaku memimpin dengan pengaruh positif cara Alkitab, demi sukses organisasi yang memberkati setiap orang dalam kepemimpinan yang diemban, sekarang dan di masa yang akan datang!!!

Jakarta, Maret 2011

Dr. Yakob Tomatala

You might also like
5 Comments
  1. donny dylan says

    Trimakasih yah om Yakob ^^ JBU.

  2. Rafael Urbano says

    seorang pemimpin adalah seorang pelayan yang melayani anak buahnya atau bawahannya dan memberikan jasa,bawahan adalah raja,pertanyaan bagaimana menghadapi bawahan yang selalu membuat ualah meskipun telah diberikan arahan dan aturannnya…gbu

  3. Rafael Urbano says

    Menurut saya menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan untuk orang banyak dan seoarang pemimpin tersebut mengalahkan musuh terbesar dalam dirinya sendiri sebelum mengatur orang lain…….ikut merasakn orang lain
    banov

  4. Yakob Tomatala says

    Shalom Bro Donny Dylan:

    Terimakasih atas ucapan terimakasihnya. Kiranya artikel-artikel dalam web ini membawa pencerahan dan berkat. Jadilah pembelajar yang arif. Teruslah belajar bersama. Terimakasih

    Salam,
    Bp. Yakob Tomatala

  5. Yakob Tomatala says

    Salam Bro Rafael Urbano:

    Terimakasih atas komentarnya. Pertanyaan tentang bagaimana menghadapi bawahan yang selalu membuat ulah sesungguhnya terjawab dengan rahasia yang telah dikatakan, yaitu “melayani,” karena dengan melayani, kita akan memberi yang terbaik, yang akan memenuhi Hukum Emas Kepemimpinan Yesus Kristus, yaitu: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Matius 7:12; Banding: Markus 10:45). Terimakasih

    Salam doa,
    Y. Tomatala

Leave A Reply

Your email address will not be published.