Leadership, Thoughts, Books, Writing !

MEMBANGUN SIKAP: MENGAPA HARUS MENJADI PEMIMPIN PEMBAWA DAMAI

0 1,212

Berbahagialah orang yang membawa damai….” (Matius 5:9a)

PENGANTAR

Damai, peace adalah kata yang merupakan dambaan semua orang. Namun, apa sesungguhnya makna damai itu, dilihat dari sisi hakikat, sifat dan dinamikanya? Menjawab pertanyaan ini, dapatlah dikatakan bahwa secara hakikat, damai adalah “a state of peaceful” yang holistik dengan sifat dan dinamikanya yang kuat. Damai secara substansial adalah keadaan sejahtera yang penuh (whole/ holistic) yang dibangun di atas dan di dalam kebenaran (Yesaya 32:17). Damai yang substansial ini sifatnya teguh karena melekat pada harkat Allah dan atribut-Nya, yang olehnya kehadiran-Nya adalah kehadiran damai, karena IA adalah sumber damai sejati. Dengan demikian, tatkala Allah hadir dalam kehidupan dan pengalaman setiap orang, maka di situ ada damai dalam arti yang sebenarnya (Yohanes 8:31-32).

Pada sisi lain, patutlah ditanyakan, apa sih dan sejauh mana pentingnya bagi seorang pemimpin untuk menjadi pembawa damai?  Menjadi pemimpin pembawa damai itu penting, sepenting sabda Allah: “Berbahagialah orang yang membawa damai.” Namun patut pula ditanyakan, apa untungnya bersikap sebagai pemimpin pembawa damai dan apa ruginya menjadi pemimpin yang arogan? Simaklah:

1. MEMBAWA DAMAI ITU KARAKTERISTIK PEMIMPIN BERKUALITAS.

Pemimpin pembawa damai menjelaskan tentang adanya karakeristik kuat pada diri pemimpin. Karakteristik kuat ini merupakan inner being dari dirinya sebagai seorang pemimpin rohani (Yesaya 32:8). Inner being atau jati diri pemimpin ini ditandai melalui ekspresi diri sebagai hidup dalam kebenaran dan keadilan dengan membawa sejahtera (Yesaya 32:1-2), sebagaimana sabda Allah, “Dimana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera” (Yesaya 32:17a). Berdasarkan uraian di depan ini, maka dapatlah dikatakan bahwa pemimpin pembawa damai adalah pemimpin yang hidup dalam kebenaran, keadilan dan sejahtera. Dengan penegasan ini dapat dikatakan bahwa karakteristik utama dari pemimpin pembawa damai adalah “hidup dalam kebenaran yang dihidupi dalam keadilan yang berbuahkan sejahtera.” Dalam hubungan ini, pemimpin yang hidup dalam kebenaran sajalah yang dapat menjadi pembawa damai (Yakobus 3:13, 17-18). Kekuatan kebenaran yang ditandai oleh hikmat akan menguasai pikiran, sikap dan kata dan tindakannya, sehingga ia melahirkan “buah yang terdiri dari kebenaran ditabur dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai” (Yakobus 3:17).

2. DAMAI DAN MEMBAWA DAMAI ITU ISI HATI PEMIMPIN.

Pemimpin pembawa damai hanya dapat melakukan perannya apabila ia hidup dalam kebenaran, karena kebenaran adalah isi hatinya (Yesaya 32:8). Kebenaran hanya akan ada dalam dan pada pemimpin jika ia telah dibebaskan oleh Sang Kebenaran (Yohanes 14:6), yang olehnya hidupnya dibaharui (II Korintus 5;17) sehingga ia mampu hidup dan mengamalkan kebenaran (Yohanes 8:31-32; 14:27). Dalam hubungan ini dapatlah dikatakan bahwa pemimpin pembawa damai akan selalu hidup dalam kebenaran dan mengimpartasi kebenaran dalam hidup dan baktinya sehingga setiap orang yang dipimpinnya akan mengalami sentuhan nilai dan kekuatan kebenaran yang membawa damai kekal (Daniel 12:3).

3. MEMBAWA DAMAI ADALAH KEKUATAN INTEGRITAS PEMIMPIN.

Pemimpin pembawa damai membuktikan kekuatan integritas karakternya, karena kebenaran yang dihidupinya secara bertanggung jawab, yang dibuktikannnya dengan menjauhkan diri dari kejahatan (Ayub 28:28). Dalam kaitan ini, pemimpin hanya dapat membuktikan diri sebagai pembawa damai, bukan saja karena kebenaran Allah ada padanya, tetapi ia menghidupinya dan menjadikannya sebagai bagian dari dirinya.  Dengan membawa damai, pemimpin mengekspresikan kekuatan integritas dirinya yang tidak kurang dari “pembawa damai” yang dinyatakan dalam kebenaran dalam pikiran, sikap, kata dan tindakan yang memperlihatkan adanya kebenaran, kabaikan hati, kemuliaan, keadilan, kesucian, kemanisan, kesedapan, kejujuran, dan kepatutan (Filipi 4:5, 8-9; Amsal 13:6; 10:28-29, 32), karena “Siapa bersih kelakuannya aman jalannya” (Amsal 10:9).

4. MEMBAWA DAMAI ADALAH CITRA KEPEMIMPINAN YANG KUAT.

Membawa damai adalah citra kepemimpinan yang kuat, karena dengan membawa damai, ia sedang mencitrakan kepemimpinannya yang berkualitas.  Pemimpin yang kerjanya membawa damai memahami bahwa “Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik” (Amsal 16;29). Karena itu pemimpin pembawa damai mencitrakan diri sebagai pemimpin yang tahu menjaga hatinya (Amsal 4:23), dengan berbijak hati (Amsal 10:8), sehingga kelakuannya bersih (Amsal 10:9), kata-katanya seperti “perak pilihan” (Amsal 10:20) dan “membawa kehidupan” (Amsal 10:11). Secara praktis, pencitraan diri pemimpin pembawa damai akan membawa ketenteraman, sukacita dan sejahtera kepada semua orang yang ada di sekitarnya. Pemimpin pembawa damai mencitrakan diri sebagai pemimpin berhikmat sehingga kehadirannya diidamkan, kata-katanya bertuah dan tindakannya membawa berkat.

5. MEMBAWA DAMAI MENEGUHKAN KEPEMIMPINAN.

Dengan membawa damai, pemimpin sesungguhnya sedang meneguhkan kepemimpinannya, karena Firman Allah menegaskan, “Kebenaran meninggihkan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa” (Amsal 14:34). Pemimpin pembawa damai yang hidup dalam kebenaran sedang menegaskan nilai-nilai kuat dari dirinya. Nilai-nilai kuat inilah yang meninggihkan kapasitas dan derajat diri dan kepemimpinannya. Nilai-nilai kuat pemimpin pembawa damai ini pada gilirannya akan berimbas kepada penguatan terhadap organisasi. Pemimpin pembawa damai yang hidup dalam kebenaran akan menampakkan keluhuran dan keagungan nilai anutannya yang akan meneguhkan diri dan orang yang dipimpinnya. Dalam hubungan ini kepemimpinan pemimpin pembawa damai akan ditandai damai sejahtera di tengah kekacauan dan kerumitan hidup, yang menggambarkan keuletan diri dan kekuatan kepemimpinan yang sedang diembannya dengan menghidupi kebenaran.

PRINSIP YANG MENOPANG SIKAP PEMBAWA DAMAI.

Mencermati uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pemimpin pembawa damai adalah pemimpin berkualitas tinggi, yang olehnya ia dapat memimpin secara berkualitas pula. Prinsip yang dapat diangkat dari harkat dan sifat kepemimpinan pembawa damai ini adalah antara lain:

Pertama, Pemimpin pembawa damai adalah pemimpin yang hidup dalam kebenaran yang terpatri di hatinya oleh anugerah TUHAN Allah, serta terwujud melalui sifat, sikap, kata dan perbuatannya.

Kedua, Pemimpin pembawa damai adalah pemimpin yang selalu mengamalkan kebenaran dalam sikap, kata dan perbuatan yang selalu terbukti konsisten dalam keseharian hidupnya.

Ketiga, pemimpin pembawa damai adalah pemimpin yang selalu menandakan integritasnya dengan selalu menjadi pelaku damai dalam lingkungan di mana ia hadir.

Keempat, pemimpin pembawa damai selalu mencitrakan diri sebagai pemimpin yang terus menerus membawa pembebasan dan pemerdekaan dengan memberkati semua orang melalui sifat, sikap, kata dan perbuatannya.

Kelima, pemimpin pembawa damai akan menjadi peneguh bagi kepemimpinannya, karena dengan membawa damai, kepemimpinannya akan tetap langgeng di tengah kekacauan, dimana dari kepemimpinannya akan mengalir kekuatan yang meneguhkan. Dalam semuanya ini, kepemimpinan pemimpin pembawa damai akan terus eksis di tengah kenyataan tersulit sekalipun, karena di dalamnya ada kekuatan besar (Amsal 14:26).

RAMPUNGAN

Melihat uraian sebelumnya tentang pemimpin pembawa damai, dapatlah dikatakan bahwa pemimpin pembawa damai itu hidup dalam kebenaran yang beranjak dari hatinya yang terjaga baik, sifat, sikap dan kata-kata serta perbuatannya yang memberkati banyak orang. Menjadi pemimpin pembawa damai dalam hal ini adalah pilihan terbaik dan berkualitas, dibanding dengan menjadi pemimpin yang membawa kekacauan. Pemimpin pembawa damai adalah pemimpin yang akan selalu membawa berkat bagi banyak orang melalui hidup, kata dan perbuatannya di mana saja ia berada. Dalam keadaan tersulit sekalipun, pemimpin pembawa damai akan terus hidup dalam kebenaran serta berbagi damai yang membawa sejahtera, dimana “Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi dan menjadikan bibirnya lebih dapat dipercaya” (Amsal 16:23). Karena itu, kehadiran pemimpin pembawa damai akan selalu didambakan dan kontribusinya dalam menjalankan upaya memimpin yang membawa kesejahteraan bagi banyak orang selalu ditunggu. Kepemimpinannya akan selalu diidamkan. Karyanya akan terus melegenda dalam jiwa semua yang dipimpinnya. Nilai kehidupan luhurnya akan menjadi kenangan abadi yang dituturkan dari generasi ke generasi dengan aroma berkatnya.

Selamat membuktikan diri sebagai pemimpin pembawa damai bagi kemuliaan TUHAN Yesus Kristus dan selamat menjadi berkat dalam kepemimpinan yang sedang diemban. TUHAN Allah kiranya memberkati dengan limpahnya. Terimakasih

Motivator,

Dr. Yakob Tomatala

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.