COMPASSIONATE LEADER – Pemimpin yang Berkasmaran Welasasih
Firman Allah:
“… when He saw the multitudes, He was moved with compassion on them” (KJV). “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka” (Matius 9:36).
Pengantar
Pemimpin selalu berada di atas karena kuasa kepemimpinan atau “leadership power” yang ada padanya. Pada dasarmya, kuasa kepemimpinan ditambah dengan faktor lain membuat Pemimpin menjadi “sangat kuat” atau “powerful” yang dapat bersifat positif dan digunakan untuk kebaikan. Pada sisi lain, leadership power dapat mendorong Pemimpin bergaya negatif, yang karenanya ia cenderung bersikap keras (tangan besi) atau arogan dan menindas orang yang dipimpin (Markus 10:42; Matius 20:25). Dari sini, sudah dapat diduga bahwa kepemimpinan berada dalam kondisi tidak nyaman dan tidak kondusif serta terhambat untuk maju secara sehat karena sikap Pemimpin yang arogan dimaksud. Jawaban bagi kondisi ini ialah “jadilah Pemimpin dengan hati berwelasasih” atau “be a compassionate leader.” Kini timbul pertanyaan, bagaimana mewujudkan sikap sebagai “compassionate leader” sehingga dapat membawa kemajuan dalam kepemimpinan?
COMPASSIONATE DAN COMPASSION
Kata compassionate berasal dari istilah compassion. Istilah compassion itu sendiri bersumber dari kata < com, yang artinya with; dan “passus” berasal dari istilah < pati, yang berarti “to suffer, atau a suffering with another; sympathy; sorrow for the distress atau misfortunes of another with desire to help.” Istilah compassion idiom dengan kata-kata: pity, comisseration, fellow feeling, kindness, tenderness, clemency yang berarti “mercy as toward an enemy” dan lenify, yaitu to mitigate, “berusaha menolong”
MAKNA COMPASSION
Berdasarkan penjelasan lexical di atas, compassion menunjuk kepada beberapa aspek:
Pertama, Compassion sebagai inner being yang menjelaskan “siapa seseorang” itu. Kedua, Compassion sebagai basic values, yang merupakan nilai utama dan penting dalam hidup. Ketiga, Compassion sebagai driving power, yang merupakan kekuatan penggerak hati, roh, jiwa untuk bertindak benar, baik dan adil. Keempat, Compassion sebagai cara hidup yang memberi kekuatan kebiasaan untuk berwelasasih terhadap sesama. Kelima, Compassion sebagai tindakan welas asih dalam partisipasi aktif yang menggerakkan untuk membebaskan sesama dengan kekuatan simpati yang dalam.
COMPASSION DALAM ALKITAB Alkitab menggunakan istilah “compassion” yang berpadan dengan kata-kata: “Mercy, tender mercies, merciful, gracious, kindness, loving kindness, dan pitieth.” Compassion di sini berarti “rasa belaskasih dan belaskasihan yang mendalam yang mendorong sehingga mengambil serta memikul beban penderitaan sesama.” Di sini ada kekuatan “rasa susah hati terhadap sesama atas kondisi sesama yang tidak beruntung.” Compassion juga adalah tindakan yang didorong oleh “rasa derita mendalam terhadap sesama yang tidak beruntung dengan bertindak menolong sesama yang menderita.” Dengan uraian ini dapat dikatakan bahwa “Compassion adalah kasmaran welas asih terhadap sesama yang menderita” (Banding: Lukas 25:11-32).
MEMAKNAI COMPASSION
Melihat uraian di atas, compassion dapat dimaknai dengan melihat aspek berikut:
Pertama, Compassion secara subjektif menjelaskan tentang hati, roh, jiwa dan sikap yang berwelasasih dan berbelaskasih, sebagai nilai kehidupan serta kekuatan penggerak, ekspresi kedirian yang lemah lembut dan tindakan untuk menolong sesama yang tidak beruntung atau terpinggirkan. Compassion secara khusus adalah “rasa berwelasasih dan belaskasihan kuat yang bersumber dari hati yang mengasihi sesama.”
Kedua, Compassion secara objektif adalah ekspresi kepribadian yang didorong oleh belaskasihan kepada sesama karena keadaannya yang papah, yang mengharuskan untuk dikasihani. Secara spesifik, compassion adalah kebiasaan sikap dan tindakan mengasihi secara kasmaran dengan membebaskan sesama dari keadaan yang tidak beruntung. Ketiga, Compassion secara operatif artinya “rasa simpati yang mendalam atau rasa derita sepenanggungan karena kasmaran kasih sayang yang mendorong untuk berpartisipasi menolong orang yang susah.” Berkasmaran welasasih yang mendorong ini diwujudkan dalam tindakan konkrit untuk menolong dengan membebaskan dari kepapaan dan ketidakberdayaan.
COMPASSIONATE LEADER
Siapa sesungguhnya compassionate leader ini? Compassionate leader adalah seorang Pemimpin yang berhati “kasmaran welasasih” yang merupakan cara hidup yang selalu menggerakkannya dalam berpikir, bersikap dan bertindak dengan belaskasihan menolong sesama yang tidak beruntung.” Indikator dari seorang “compasionate leader” adalah antara lain: Pertama, Compassion merupakan sikap hati, roh, jiwanya yang nampak pada pikiran, kata serta perbuatannya berlandaskan simpati yang dalam. Kedua, Compassion merupakan kebiasaan yang nampak dalam gaya hidup keseharian dengan sikap yang menempatkan orang lain sebagai penting dalam kehidupannya. Ketiga, Compassion adalah sikap dan tindakan mempedulikan sesama dengan kasmaran welasasih mendalam yang diwujudkan dalam tidakan membebaskan serta mengangkat.
KEUNGGULAN COMPASSIONATE LEADER
Apa keunggulan dari compassionate leader ini? Keunggulan dari compasionate leader terlihat pada kenyataan berikut:
Pertama, Ia memiliki harkat “kasmaran welasasih” yang merupakan kekuatan simpati sebagai penggerak yang sangat kuat untuk mengasihi sesama.
Kedua, Kekuatan kasmaran welasasih adalah inner driving power yang mendorong dengan kuat untuk mengasihi yang tidak beruntung dengan tindakan menolong menggangkat dan membebaskan yang terpinggirkan dari kebutuhan yang menghimpit.
Ketiga, Sikap kasmaran welas asih yang mendorong tindakan kasih yang membebaskan memberi kuasa mengasihi yang tuntas.
Keempat, Kasmaran welasasih memberi kualitas bagi sikap, kata serta tindakan yang rela berkorban demi kepentingan orang yang tertindas, guna membebaskan secara penuh.
Kelima, Kasmaran welasasih memberi kehidupan kasih yang dinamis yang mempedulikan sesama secara sempurna. Kenyataan ini diwujudkan secara ajeg dalam sifat, sikap, kata serta perbuatan yang membebaskan, mengangkat dan meneguhkan dalam kepemimpinan yang diembannya, sehingga banyak orang diberkati.
PROLOG
Dapat ditegaskan bahwa “compasionate leader” meneguhkan Pemimpin dengan semangat welasasih yang kuat sehingga ada sikap altruis yang teguh untuk menggangkat sesama yang meneguhkan kohesi organisasi. Dari sisi lain ada peneguhan hubungan saling menghormati dengan “team spirit” yang tinggi sehingga menyiapkan dasar bagi sinergi kepemimpinan yang efektif. Compasssionate leader akan selalu menampakan kepedulian welasasih yang tinggi terhadap sesama dengan tindakan pembebasan dan peneguhan yang konkrit, sehingga orang menikmati sejahtera dan TUHAN Allah dimuliakan (Roma 11:36; Yesaya 32:1-2,8,17). Selamat membuktikan diri sebagai “compasionate leader” seperti Yesus Kristus yang “memimpin dari hati, berlandaskan kasih dengan kekuatan kebenaran dan kebaikan,” karena IA adalah “Par-excellent Leader” dengan “kasmaran welasasih yang tinggi!”
Jakarta, 30 Januari 2017
Salam Kepemimpinan,
Yakob Tomatala
www.yakobtomatala.com