Bangkit dan menjadi terang
Pengantar
Kita hidup dalam satu dunia di mana terdapat kondisi yang diwarnai faktor perubahan drastis pada segala sektor kehidupan. Perubahan ini ditandai dengan kompleksitas rumit yang menghadirkan resiko serta kejutan-kejutan yang tidak dapat diramal.
Pada sisi lain, kondisi dunia di mana kita ada juga ditandai adanya kejahatan yang mengancam kehidupan pada level kritis (II Timotius 2:1-5; Matius 24:3-28). Kejahatan level kritis ini penyebarannya semakin mengancam oleh jasa IT yang gencar. Ancaman mana dapat membuat setiap orang menjadi pesismis, frustrasi, putus harap bahkan ketakutan.
Kondisi seperti inilah yang kita hadapi dalam situasi Natal 2016. Dalam kondisi seperti ini, TUHAN Allah bersabda: “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu” (Yesaya 60:1). Dan lagi, Firman Allah, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, TUHAN, di kota Daud” (Lukas 2:10-11). Apa makna kebenaran ini bagi kita?
ADA OPTIMISME TUHAN BAGI UMAT PILIHAN-NYA
Menghadapi kenyataan hidup, ada optimisme dari TUHAN Allah, “bangkitlah, menjadi teranglah.” Perintah ini adalah otoritas dan jaminan Allah bahwa umat-Nya dapat bangkit serta tegak berdiri di tengah ancaman. Di sini jaminan-Nya adalah “Ia meneguhkan kita sehingga kita dapat bangkit di tengah kondisi yang menggenaskan sekalipun. Indikator bahwa kita sedang bangkit ialah “kita menjadi terang, sebagai alat kebenaran dan keadilan TUHAN di tengah kegelapan dengan menghadirkan damai sejahtera berlandaskan sikap tidak membalas jahat dengan jahat” (Matius 5:9,14,43-48; 7:12; Yesaya 32:1-2,17).
ADA OTORITAS TUHAN UNTUK MENJADI TERANG
Sesudah peritah “bangkitlah,” ada perintah susulan, “menjadi teranglah,” karena “terangmu telah datang!” Kebenaran Sabda ini memberikan jaminan otoritas bagi kehidupan umat Allah bahwa “dari TUHAN ada keberpihakkan-Nya, sehingga kita akan terus tegak bercahaya di tengah kegelapan. Landasan bagi otoritas untuk bercahaya dalam kegelapan dunia ini adalah: TUHAN telah menetapkan agar kita menjadi “alat restorasi dan transformasi, karena Ia telah membuat kita menjadi terang bagi bangsa-bangsa” (Yesaya 49:6). Dengan demikian, kita dapat menghadirkan terang bagi dunia yang gelap, karena “terang telah datang bagi kita, dan kemuliaan TUHAN telah terbit bagi kita” (Yesaya 60:1).
Dalam hal ini ada penegasan TUHAN Allah kita, “Jangan takut, karena pada kita ada kesukaan besar, Juruselamat telah lahir bagi kita” (Lukas 2:10). Di sini ada jaminan TUHAN, bahwa “Juruselamat, Yesus Kristus adalah jaminan kekal di mana kita dapat tegak di tengah tantangan dunia yang menggenas sekalipun.”
Perbuatan Allah ini adalah jaminan-Nya bagi kita umat-Nya bahwa dengan otoritas-Nya kita akan terus menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Peran ini haruslah kita hidupi dengan menghadirkan berkat perdamaian dan keadilan dari Yesus Kristus, Putra Natal (Matius 38:28-20) di tengah dunia di mana kita dihadirkan-Nya (Yohanes 17:18;20:21).
RANGKUMAN
Menyikapi Natal dalam kondisi dunia yang mengancam dan menakutkan, ada “jaminan TUHAN yang menguatkan, ‘jangan takut,’ berdirilah tegak dan menjadi teranglah,” karena “terang kita telah datang, dan kemuliaan TUHAN ada atas kita.” “Jangan takut, teruslah memberitakan Firman, jangan diam” (KPR 28:9).
Dengan demikian, oleh jaminan dan otoritas TUHAN, kita dapat berdiri tegak dan memberi jawaban atas tantangan yang kita hadapi dengan menghadirkan damai yang berkeadilan terhadap sesama. Keadaan kita bisa bagaikan lilin-lilin kecil, di mana jika semua bernyala bersama, maka terangnya semakin besar.
Ingatlah, sekalipun lilin-lilin kecil yang mudah padam di tempatkan di puncak bukit, TUHAN Yesus, Sang Imanuel adalah tembok kaca sekelingnya, yang oleh-Nya sekalipun ada badai, kita tetap bernyala dan tidak akan padam. Hal terpenting adalah, “teruslah bernyala dengan siap terbakar dan hancur, sehingga dunia yang gelap memperoleh terang TUHAN” (Yesaya 49:6).
Selamat Natal 2016 dengan menjadi terang bagi dunia, untuk memasuki Tahun Baru 2017 dalam berkat perdamaian TUHAN Allah kita.” TUHAN Yesus memberkati.
Jakarta, 21 Desember 2016
Pdt. Yakob Tomatalah