MENGELOLA HATI YANG TERLUKA
Prinsip Dasar:
“Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi sentosa bagi jiwamu” (Matius 11:28).
Pengantar
Hati setiap orang dapat terluka oleh satu dan lain sebab. Namun, “Siapa yang dapat menyembuhkan hati yang terluka adalah manusia di atas biasa-biasa.”
Apa makna dari pernyataan ini? Biasanya, jika sesorang dilukai, ada tiga kecenderungan yang sering terjadi:
1. Mengalah dan hancur sendiri;
2. Membalas dengan kemarahan besar.
3. Mengambil sikap yang meredam rasa sakit dengan cara tertentu.
Apa sesungguhnya makna dari pernyataan di atas ini? Apakah kita mampu mengelola dan menyembuhkan hati yang terluka dalam arti yang sebenarnya?Bagaimana kita dapat mengambil sikap yang olehnya kita dapat mengalami kesembuhan atas luka hati yang dialami secara tuntas?
MEMAHAMI BERAPA DALAM LUKA
Luka hati yang terjadi dapat berkadar dangkal, dalam dan sangat dalam. Luka yang terpatri dalam batin dapat terjadi karena diri, orang lain dan pengalaman masa lalu, yang diperparah dengan pengaruh “kuasa kegelapan.” Luka biasanya meninggalkan bekas yang terluka dan tidak kunjung sembuh. Di mana semakin dibiarkan, semakin dalam dan melama membekas dalam hidup. Luka menyebabkan orang gampang terluka dan melukai. Luka dan melukai akan semakin mendalam jika tidak diatasi.
MENGIDENTIFIKASI SUMBER LUKA
Cara untuk mengalami kesembuhan luka hati adalah mengidentifikasi sumber luka-luka batin. Sumber luka dapat terjadi dengan cara berikut: Pertama, Melukai diri sendiri dengan kebodohan yang dicipta sendiri. Kedua, Membiarkan orang melukai diri kita dengan membuka telinga dan hati kepada hal-hal menggangu. Ketiga, Membiarkan pengalaman luka menjadi trauma dalam hidup. Kemampuan mengidentifikasi dan menerima penyebab luka merupakan jalan awal mengalami kesembuhan atas luka.
MENYERAH KEPADA PENYEMBUH LUKA
Bagaimana mengalami kesembuhan atas luka-luka hidup ini? Secara pasti, TUHAN Yesus telah menanggung luka-luka manusia di dalam tubuh-Nya di kayu salib guna menyembuhkan semua luka manusia (I Petrus 2:22-25; Yesaya 53:1-7). Di sini ada jaminan TUHAN Allah bahwa Dia sendirilah Penyembuh luka manusia. Dari sini pula ada jaminan bahwa “kesembuhan atas luka dijamin oleh TUHAN.” Di samping itu, IA iuga menyiapkan jalan bagi semua orang untuk mengalami kesembuhan dari luka. Kini tinggal sikap kita yang terluka. Rahasia mengalami kesembuhan adalah: “Datanglah kepada TUHAN Yesus, Sang Penyembuh, Tabib Agung” (Matius 11:28-30).
Prolog:
Mengelola hati yang terluka diawali dengan kesadaran bahwa saya dan Anda adalah manusia terluka yang tidak dapat menyembuhkan diri sendiri (Roma 3:23; 6:23; Yesaya 53:1-7). Karena itu, kita perlu mengidentifikasi dan mengenal sumber luka, serta seberapa dalam luka itu. Pada gilirannya, untuk mengalami jamahan yang menyembuhkan, datanglah kepada TUHAN Yesus, karena “Oleh bilur-bilur-Nya, saya dan Anda menjadi sembuh” (I Petrus 2:24; Yesaya 53:4-5). Selamat menikmati kesembuhan dari hati yang terluka!
November 2016
Dalam doa,
Yakob Tomatala