TAHUN PENGHARAPAN
“Bukankah Aku sendiri tahu rencana-rencana-Ku bagi kamu? Rencana-rencana itu bukan untuk kecelakaan kamu tetapi untuk kesejahteraanmu dan untuk memberikan kepadamu masa depan penuh harapan” (Yeremia 29:11 BIS).
PENGANTAR
Masa depan adalah gelap bagi semua orang. Kenyataan ini membuat ada orang yang ingin tahu tentang masa depannya berupaya untuk mengorakkannya melalui jasa peramalan, dan sebagainya. Walau pun demikian, dapatlah ditegaskan bahwa “tidak ada seorang pun dapat mengetahui masa depannya dengan pasti.” Kalau seorang peramal misalnya dapat mengetahui masa depannya maka ia dapat berupaya untuk mencegah kecelakaan bahkan kematiannya sekalipun.
Namun, yang benarnya ialah tetap tidak ada seorang yang tahu tentang masa depannya. Berdasarkan kenyataan ini, Seneca mengatakan: “Tidak ada yang pasti di dalam dunia ini kecuali hari kemarin.” Namun, TUHAN Yesus berkata: “Jangan takut! Akulah yang Pertama (Alpha) dan yang Terakhir (Omega). Akulah DIA yang hidup” (Wahyu 1:17b; 18a BIS). Implikasi dari kebenaran ini ialah bahwa masa depan yang tidak dapat diramalkan itu sesungguhnya ada dalam tangan TUHAN, yaitu DIA yang ada sebelum kemarin itu ada, karena ia adalah Maha Pencipta (Yohanes 1:1). Sebagai Pencipta, IA berkuasa atas hari kemarin (kekal yang lalu – kairos), hari ini (kronos & kairos) dan hari besok (kekal yang akan datang – kairos), sesudah segala sesuatu tiada.
Melihat kebenaran ini, dapat di katakan bahwa di dalam TUHAN sajalah ada masa depan penuh harapan. Mecermati kenyataan ini memasuki Tahun 2011, dapat dikatakan bahwa ada banyak hal yang menjadi teka-teki bagi semua orang, namun di dalam TUHAN ada janji kesejahteraan dalam masa depan yang penuh harapan ini. Bagaimana kita menikmati masa depan penuh harapan di dalam TUHAN ini? Marilah kita simak bersama!
1. MASA DEPAN PENUH HARAPAN HARUS DIPASTIKAN HARI INI. Apa maknanya masa depan harus dipastikan hari ini? Bukankah telah dikatakan di atas bahwa tidak ada seseorang jugapun yang dapat mengetahui apalagi memastikan tentang masa depannya? Menegaskan kebenaran bahwa masa depan ada di dalan tangan TUHAN, maka maksud dari pernyataan ini ialah setiap orang sesungguhnya dapat memastikan masa depannya di dalam TUHAN.
Bagaimana sesungguhnya cara untuk memastikan masa depan di dalam TUHAN ini? Pertama, Allah memiliki rencana kekal bagi setiap orang (Yeremia 1:5; Yesaya 49:1b,5) yang adalah miliknya (Yeremia 29:11). karena itu, dapatlah dikatakan bahwa setiap orang yang telah menemukan diri ada di dalam TUHAN, adalah dia yang dapat menegaskan bahwa di dalam TUHAN, masa depannya terjamin hari ini, karena TUHAN sendirilah yang menetapkan rencana masa depan-Nya bagi setiap kita di dalam DIA. Kedua, setiap orang sesungguhnya dapat memastikan masa depannya di dalam TUHAN dengan menegaskan kesadaran diri dan keyakinannya sebagai umat milik Allah (Galatia 3:29; Kejadian 12:1-3). Sebagai umat milik Allah, kita memiliki status dan hak kepemilikan, yang dapat dipastikan dengan menemukan dirinya ada di dalam TUHAN.
Dengan pemastian ini, maka janji kesejahteraan dari TUHAN ini adalah diuntukkan kepadanya, seperti yang telah dinyatakan kepada umat Allah pada masa pelayanan Yeremia (Lihat: Ulangan 28:1-14).. Ketiga, masa depan kita adalah sepasti hakikat TUHAN yang mahasetia (II Timotius 2:13), sehingga IA sendirilah yang memenuhi janji-Nya bagi kita. Sikap yang terpenting yang harus ada pada kita ialah bahwa kita harus sepenuhnya bersandar kepada janji-Nya, dengan setia memperjuangkan hal besar bagi kemuliaan-Nya (Ulangan 28:1-14; Roma 11:36).
2. MASA DEPAN PENUH HARAPAN ADALAH SUATU NISCAYA. Masa depan adalah suatu niscaya bagi umat Allah, karena DIA sendirilah yang menjaminnya. Jaminan TUHAN Allah ini menjadi pasti, tatkala IA menegaskan bahwa “Rencana-rencana itu bukan untuk kecelakaan kamu tetapi untuk kesejahteraanmu” (Yeremia 29:11b). Rencana kesejahteraan ini ada rancangan shalom dari Allah, yang meliputi tiga aspek. Pertama, aspek rohani, yang menjelaskan adanya hubungan yang dipulihkan TUHAN Allah yang memastikan bahwa setiap orang yang ada di dalam Kristus, ia adalah “manusia baru” (II Korintus 5:17), umat kesayangan TUHAN (I Petrus 2;9-10). Kedua, aspek sosial, yang menyangkut kehidupan sejahtera dan hubungan-hubungan “keluarga” atau rumah tangga (Kejadian 17; 12:1-3; Mazmur 127:1-2; 128).
Hubungan keluarga ini akan ditandai dengan adanya kesejahteraan kedamaian, kerukunan dan ketenteraman yang merupakan berkat khusus bagi rumah tangga umat TUHAN (Yesaya 32:17; Yohanes 14:27; Mazmur 133). Ketiga, aspek kesejahteraan ekonomi yang diungkapkan dengan “tanah” atau “negeri perjanjian TUHAN.” Tanah adalah lambang kemakmuran ekonomi, yang menjelaskan “bukti berkat TUHAN” yang nyata dalam kehidupan umat Allah (Kejadian 12:1; lihat Ulangan 28:1-14). Contoh gamblang kebenaran tentang keniscayaan masa depan ini dinyatakan sendiri oleh TUHAN Allah dalam episode penjumpaan-Nya dengan Yakub. Yakub sedang ada dalam pelarian yang meninggalkan rumah tangga orang tuanya yang porak poranda di belakangnya (masa lalu) dengan segudang persoalan pelik (Kejadian 27).
Dalam pelariannya, Yakub memandang masa depan yang kelam dan tidak ada harapan (ketidak pastian masa depan). Namun TUHAN Allah sendirilah yang mendatangi dan memulihkan dirinya untuk menjalani “masa depannya yang penuh harapan” (Kejadian 28:13-22). Dalam penyataan (self disclosure) TUHAN Allah dengan “kuasa transformatif” yang dahsyat ini, IA meneguhkan “Janji Berkat-Nya” (covenant) melalui memulihkan hubungan Yakub yang kelam dengan diri-Nya (aspek rohani – Lihat ayat 13a; banding Roma 5:1-11). Pemulihan ini termasuk pemulihan hubungan keluarga atau rumah tangga (aspek sosial – ayat 14; Banding Kejadian 12:1-3). Penyataan TUHAN Allah ini juga memulihkan hubungan kehidupan ekonomi yang ditandai dengan adanya “tanah” pemberian TUHAN (aspek ekonomi – ayat 13b), yang melambangkan “kemakmuran hidup.” di sini dapat ditegaskan bahwa hubungan yang pulih dengan TUHAN Allah membawa damai sejahtera dan ketenangan hidup. Hubungan keluarga yang pulih menyiapkan kondisi kehidupan dan hubungan harmonis yang menyenangkan.
Hubungan ekonomi yang pulih menjanjikan kemakmuran hidup. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa masa depan umat TUHAN merupakan suatu niscaya, karena dijamin oleh TUHAN Allah sendiri. Jaminan TUHAN Allah ini memberikan kepastian bahwa masa lalu dengan masalahnya yang menggerogoti, dapat diatasi oleh TUHAN. Pembebasan TUHAN ini menyebabkan kita dibebaskan untuk memandang masa depan dengan kepastian bahwa di dalam TUHAN masa depan adalah suatu niscaya yang akan dipenuhkan-Nya bagi kita. Di dalam dan dengan TUHAN Allah, ada masa depan penuh harapan bagi kita umat-Nya (Mazmur 60:14; 108:14; I Korintus 15:58).
3. MASA DEPAN PENUH HARAPAN DAPAT DINIKMATI SECARA NYATA. Masa depan penuh harapan adalah suatu kenyataan di dalam TUHAN. Masa depan penuh harapan ini bisa menjadi ilusi bagi kebanyakan orang, tetapi bagi kita yang ada di dalam TUHAN, ada jaminan untuk melihat, memasuki, menjalani dan menikmatinya. Bagaimana menikmati masa depan penuh harapan ini secara nyata? Pertama, memasuki masa depan penuh harapan ini, kita harus memandang dengan penuh iman kepada TUHAN yang memimpin kita dalam perjuangan hidup (Ibrani 12:1-2).
Di sini perlu ditekankan bahwa menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan ini, kita harus menyikapinya dengan iman penuh. Alasan kuatnya ialah bahwa karena di dalam iman, ada pengharapan, dimana pengharapan adalah kemenangan akhir setelah segala sesuatu diselesaikan TUHAN bagi kita (Ibrani 11:1). Kedua, memasuki masa depan penuh harapan ini, kita harus setia berjalan dengan TUHAN yang menjamin penyertaan-Nya bagi kita (Matius 1:23; 28:18-20). Penyertaan TUHAN memberikan jaminan keberanian percaya karena kita mengandalkan DIA (Yeremia 17:7-8). Ketiga, memasuki dan menikmati masa depan penuh harapan harus diisi melalui “bertindak” bersama TUHAN untuk “mewujudkan tanggung jawab mengadakan masa depan penuh harapan” di dalam TUHAN ini (Mazmur 126; Kolose 3:17, 23).
Masa depan penuh harapan adalah sepasti tindakan iman dan pengharapan kita yang dilakukan secara nyata, kini, hari ini, di sini, melalui “taburan yang berkualitas” yang akan mendatangkan masa depan dengan berkat keberhasilan “tuaian berkualtias” dari TUHAN Allah kita (I Korintus 3:6-7). Peter F. Drucker mangatakan, “Jalan terbaik untuk meramal masa depan ialah dengan menciptakannya.” Lakukanlah visi TUHAN bagi Anda sekarang, maka masa depan akan datang.
REFLEKSI:
Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang tidak dapat memastikan masa depannya. Namun, pada sisi lain, ada jaminan bagi orang yang percaya kepada TUHAN Allah, bahwa IA-lah yang telah menetapkan masa depan bagi umat-Nya, menjamin pemenuhannya dalam kehidupan mereka hari ini dan di masa yang akan datang. Menyibak rahasia ini, ada beberapa penekanan yang perlu disimak, yaitu antara lain:
Pertama, “Orang yang dapat memastikan masa depannya ialah mereka yang memahami statusnya di hadapan Allah sebagai Umat Kesayangan-Nya” (Yohanes 1:12; I Petrus 2:9-10). Memahami status sebagai umat Allah memberikan kepastian bahwa di dalam DIA ada jaminan bagi masa depannya, karena TUHAN Allah memiliki rancangan masa depan sukses yang pasti bagi setiap orang yang adalah milik-Nya.
Kedua, “Rancangan masa depan menjadi suatu niscaya, karena TUHAN Allah sendirilah yang menetapkan dan menjamin terwujudnya rencana kekal-Nya bagi umat-Nya.” Indikator kuat bagi kebenaran masa depan yang merupakan suatu niscaya ini adalah: 1. Ada pemulihan hubungan dengan TUHAN Allah (aspek rohani); 2. Ada pemulihan hubungan rumah tangga mewujudkan hubungan harmonis (aspek sosial); 3. Ada pemulihan hubungan ekonomi yang dilambangkan dengan memasuki serta memperoleh “tanah perjanjian TUHAN” (aspek kemakmuran ekonomi).
Ketiga, “TUHAN Allah menjamin masa depan penuh harapan dapat dinikmati secara nyata oleh umat-Nya melalui: 1. Sikap iman dan pengharapan yang teguh kepada-Nya; 2. Ketetapan hati yang nampak dalam keberanian percaya kepada-Nya; 3. Ditandai dengan tindakan berkualitas mengandalkan DIA dengan mengerjakan masa depan dimulai dari hari ini.” Landasan kuat untuk kebenaran ini adalah, “Apabila Anda melalukan sesuatu yang nyata (hari ini), sesuatu yang nyata akan terjadi (hari besok), sepasti menabur (hari ini) di Tanah Perjanjian TUHAN (ladangmu) dan menuai (hari besok) berkat Perjanjian-Nya dengan kelimpahan dari pada-Nya. Kebenaran ini dipastikan oleh TUHAN Allah dalam Sabda-Nya: “Orang pergi menabur benih di ladangnya, sambil bercucuran airmata. Ia pulang dengan menyanyi gembira membawa berkas-berkas panenannya” (Mazmur 126:6 BIS).
Selamat memasuki “Tahun Pengharapan 2011” di dalam TUHAN Allah kita. Salam dan sukses di Tahun Baru 2011.
Salam doa,
Dr. Yakob Tomatala
Syalom, Pak Yakob.
Selamat Natal 2010 dan dalam Anugerah Tuhan, selamat memasuki Tahun baru, tahun 2011. Terimakasih atas renungannya. Mumpung masih suasana tahun baru, saya mohon izin untuk membagikan renungan ini dalam note FB saya, Pak. Kiranya tahun 2011 ini menjadi tahun yang membuat kita semakin lagi mengenal akan Allah yang kita sembah, Allah yang sempurna dalam pemeliharaan-Nya dan bersama dengan DIA sajalah kita dapat memasuki tahun ini dengan penuh harapan. Tuhan Yesus memberkati Pak Yakob dan kel.
Shalom Theresya:
Selamat Natal 2010 dan Selamat Tahun Baru 2011. Doa saya, kiranya artikel dalam web ini digunakan TUHAN Allah kita untuk memberkati banyak orang. Silakan membaginya kepada orang lain, agar mereka menikmati berkat TUHAN dengan mengisi Tahun 2011 secara berpengharapan di dalam TUHAN Yesus Kristus Junjungan kita yang mulia. Terimakasih.
Salam dan doa,
Bp Yakob Tomatala