Leadership, Thoughts, Books, Writing !

MEMBANGUN SIKAP: MENANGIS YANG SEHAT

0 743

MEMBANGUN SIKAP: MENANGIS YANG SEHAT

Mata orang berhikmat ada di kepalanya,” (Pengkhotbah 2:14).

PENGANTAR

Menangis sering diidentikkan dengan kesedihan. Ada benarnya, namun menangis lebih dari sekedar sedih. Menangis juga dapat berarti gembira, karena ada unsur positif, maupun unsur negatif di dalamnya, karena dapat bermakna seribu. Dengan demikian, apabila Anda mengangis, ketahuilah “mengapa-nya” dibalik menangis itu.Lihat kebenaran berikut tentang menangis:

  1. MENANGIS ITU SEHAT. Menangis menjelaskan tentang jiwa yang sehat. Jiwa yang sehat, harus dibangun dengan kemampuan menangis dari hati yang bersih, sehingga menangis menjadi murni, yang mengkspresikan isi jiwa penangis yang sejati. Menangis seperti ini menyehatkan jiwa, karena meringankan dan melepaskan beban, menceriahkan wajah, merevitalisasi semangat, membangun diri.
  2. MENANGIS BAGI DIRI SENDIRI. Menangis bagi diri atau menangisi diri dapat berarti mengasihani diri, dan bisa saja ada rasa rendah diri. Namun, menangis bagi diri atau menangisi diri yang positif, sejatinya menjelaskan tentang adanya kesadaran diri yang kuat akan kelemahan diri, dan kesediaan menerima untuk memperbaikinya. Menangisi diri seperti ini dapat berarti adanya upaya untuk membangun diri dengan kesadaran teguh bahwa dengan memperbaiki diri sajalah, akan ada kekuatan untuk menolong orang lain memperbaiki diri mereka, karena menangisi diri seperti ini adalah upaya meneguhkan keteladanan diri yang percaya diri, sehingga menyehatkan semangat bersama.
  3. MENANGIS BAGI ORANG LAIN. Menangis bagi orang lain menjelaskan tentang adanya kesediaan menerima dan berbagi jiwa, dengan kerelaan menanggung beban orang lain, seperti “potong di kuku, rasa di daging.” Menangis bagi orang lain juga berarti adanya kesediaan untuk berpartisipasi secara terbuka, sehingga meneguhkan jiwa, meringankan beban sesama, dimana ditangisi merasa adanya kepedulian atas dirinya dengan bebannya yang tertanggung.
  4. MENANGIS BERSAMA. Menangis bersama menandakan adanya partisipasi aktif dalam memikul beban yang menekan atau berbagi rasa sukacita karena suatu keberhasilan. Menangis bersama mencairkan jiwa sosial meneguhkan persekutuan. Menangis bersama melebihi berbagi, karena adanya partisipasi terbuka, menerima dari yang berbagi, berbagi dari kelemahan serta kekuatan bersama.
  5. MENANGIS DALAM KEPEMIMPINAN. Menangis dalam kepemimpinan berarti adanya rasa beban yang memberatkan dengan tekanan yang keras, sehingga berat tertanggungkan, yang olehnya harus berbagi. Menangis dalam kepemimpinan juga bararti adanya kepeduliaan yang tinggi menghadapi tantangan yang menuntut adanya kesediaan berbagi beban. Menangis seperti ini juga berarti ada penghayatan berbagi beban yang berujung kepada tindakan responsif yang melancarkan upaya memimpin, mewujudkan kepemimpinan berkualitas. Menagis dalam kepemimpinan pada akhirnya menyiratkan keinginan kuat (unshaked willingness) untuk berkorban dengan bekerja keras, mencucurkan airmata demi keberhasilan kepemimpinan, karena menyadari bahwa “mereka yang menabur dengan tangis, akan menuai dengan sorak sorai”.

Selamat menangis demi keberhasilan kepemimpinan!!!

Jakarta, 27 Agustus 2009

Dr. Yakob Tomatala

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.