Leadership, Thoughts, Books, Writing !

“Bebas dari ancaman kekuatiran”

1 3,105

Teks   : Lukas 12:22-31; Mazmur 55:23; I Petrus 5:7

Tema : Memenangkan pertarungan dengan kekuatiran dalam hidup

PENDAHULUAN

Bulan Januari dinamakan demikian, berdasarkan nama dewa Romawi, Janus yang bewajah dua. Satu wajah menghadap ke belakang, dan yang lainnya menghadap ke depan dengan raut penuh tanda tanya. Nama ini cocok menyimbolkan nama bulan pertama dalam tahun berjalan, mengingat bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi di depan. Tidaklah mengherankan bahwa Seneca mengatakan, “Tidak ada yang pasti di dalam dunia ini, kecuali hari kemarin.” Pernyataan ini menyiratkan kebenaran bahwa tidak ada satu orangpun yang dapat memastikan apa yang akan terjadi sedetik saja di depannya. Yang sudah terjadi, dapat diketahui, tetapi yang akan terjadi di masa depan adalah misteri. Misteri masa depan yang tidak pasti ini cenderung membuat orang menjadi kuatir. Pada sisi lain, dunia di mana kita hidup sekarang penuh dengan berbagai macam tantangan yang kompleks, yang juga memberikan alasan kuat untuk kuatir.

Di samping itu, ada masalah, pergumulan dan persoalan pribadi yang merong-rong den menkuatirkan kita. Menyikapi semua ini, hal pertama yang harus dibedakan ialah, membedakan antara takut dan kuatir. Takut berhubungan dengan ancaman nyata yang dihadapi secara langsung. Takut memang dapat menimbulkan kegoncangan psikologis secara tiba-tiba, namun akan segera juga berlalu. Sedangkan kuatir, adalah persoalan psikologis yang mengganggu pikiran tentang sesuatu yang ditakutkan sebagai akan terjadi di masa depan, yang sesungguhnya belum tentu terjadi demikian. Kekuatiran ini sesungguhnya mengerogoti jiwa, dan menimbulkan kepanikan psikologis jangka panjang. Hal ini sesungguhnya dapat berujung kepada berbagai macam penyakit, mulai dari mag (sakit lambung) dan berkembang menjadi penyakit kronis yang menghancurkan. Pertanyaan terpenting ialah bagaimana menghadapinya? Tatkala TUHAN Yesus berkata, “Jangan kuatir” (Lukas 12:22); IA sesungguhnya sedang memberikan rahasia jawaban tuntas bagi kekuatiran itu. Pada satu sisi, orang Kristen memiliki jaminan dari TUHAN Yesus bahwa “IA menyertai” (Matius 1:21; 20:18-20), yang memastikan bahwa IA adalah jaminan pembebasan bagi kita. Pada sisi lain, bagaimana orang Kristen menghadapi dan memberikan jawaban terhadap ancaman kekuatiran itu. Dari Firman Allah dalam Lukas 12:22-31, terbesit rahasia penting menjawab pertanyaan di depan, yaitu antara lain:

  1. I. KITA DIMINTA MENANGANI KEKUATIRAN DENGAN MEMAKNAI HIDUP DARI PANDANGAN TUHAN ALLAH
  • Apa makna dari pernyataan “menangani kekuatiran dengan memaknainya dari pandangan TUHAN Allah itu?
  1. Kita harus melihat bahwa menurut TUHAN Yesus, hidup dan tubuh itu lebih penting dari pada makanan atau pun pakaian (ayat 23).
  2. Kita juga diminta untuk menyadari bahwa ada hal yang tidak dapat kita lakukan, karena itu jangan mengkuatirkannya. Semua ini adalah urusan TUHAN (ayat 26).
  3. Kita pun diajak untuk tidak mempersoalkan hal yang sesungguhnya biasa-biasa saja, namun memicu kekuatiran (ayat 29-30). Semua ini ada dalam pengendalian TUHAN Allah.

IMPLIKASI:

  1. Mengapa kita mengkuatirkan apa yang menjadi urusan TUHAN, serahkanlah semuanya kepada DIA.
  2. Sadarlah bahwa jangan memberatkan diri dengan apa yang tidak dapat kita lakukan, yang hanya daptt dilakukan TUHAN Allah. Ini adalah urusan-Nya.
  3. Kita diajak agar tidak membuang energi untuk menggumuli hal-hal biasa di dalam kehidupan. Kita hanya perlu menyerahkannya kepada TUHAN Allah.
  1. II. KITA DIAJAK MENGATASI KEKUATIRAN DENGAN MEMAKNAI KEDAULATAN ALLAH ATAS HIDUP
  • Apa sesungguhnya arti dari pernyataan: Mengatasi kekuatiran dengan memaknai kedaulatan Allah  atas kehidupan kita itu?
  1. TUHAN Allah yang berdaulat itu sesungguhnya maha mengetahui (IA tahu apa yang kita perlu) dan maha mejamin kehidupan kita. Lihatlah betapa IA mempedulikan burung gagak dan bunga di padang, terlebih lagi kita umat-Nya, IA pasti sangat peduli (ayat 27-28, 30).
  2. TUHAN Allah yang berdaulat itu meminta kita mempercayai dan mempercayakan kehidupankita kepada-Nya. Semua ini dapat kita lakukan dengan memberikan tempat yang utama bagi DIA di dalam kehidupan kita, karena IA adalah jawaban tuntas atas segala kebutuhan, pertanyaan dan masalah kita (ayat 31).

IMPLIKASI:

  1. TUHAN Allah berdaulat, IA mengetahui dan menjamin kebutuhan kita, karena itu serahkanlah semua yang menkuatirkan kita itu kepada-Nya.
    1. TUHAN Allah berdaulat, IA adalah jawaban atas semua hal yang mengkuatirkan kita. Karena itu, percayakanlah hidup ini kepada-Nya dan serahkanlah semua kekuatiran itu kepada-Nya, IA pasti mengatasinya bagi kita.

KESIMPULAN

Dalam kehidupan ini ada banyak hal yang dapat menjadikan kita kuatir, namun TUHAN Yesus sendiri telah memberikan kepada kita rahasia, bagaimana memenangkan pertarungan dengan kekuatiran di dalam hidup kita. Rahasianya ialah:

  1. Kita diminta melihat dan memaknai hidup dari pandangan TUHAN, karena menurut TUHAN Yesus, kehidupan kita berharga di mata Allah, dengan demikian, Ialah yang mengatur kehidupan kita. Jangan mengkuatirkannya.
  2. Kita diajak untuk menyadari bahwa TUHAN Allah kita adalah berdaulat, dimana IA-lah yang mengendalikan dan bertanggung jawab atas hidup yang dikaruniakan-Nya kepada kita. Kita hanya diminta menyerahkan seluruh kehidupan dan persoalan yang mengkuatirkan itu ke dalam tangan-Nya. Karena IA berdaulat dan IA sendirilah yang akan mengatasi semua permasalahan hidup itu bagi kita  (Mazmur 55:23; I Petrus 5:7).

Selamat menjadi pemenang yang bebas dari kekuatiran karena TUHAN Allah ada di pihak kita. Amin.

17 Januari 2010

Pdt. Yakob Tomatala

You might also like
1 Comment
  1. Anri says

    Terima kasih atas pencerahannya. Semoga Tuhan Yesus memberkati saudara. Amin

Leave A Reply

Your email address will not be published.