RENUNGAN NATAL 2009
Tema : “Natal untuk Semua”[1]
Tekas : Lukas 2:10-14.
PENGANTAR
Natal dalam kaleder umum telah bersusia 2009 tahun lebih. Dalam perkembangannya, Natal telah menjadi eksklusif Kristen, karena dianggap milik orang Kristen, yang dirayakan sebagai hari raya keagamaan. Dalam kaitan ini, Natal telah memasuki fase kristalisasi – institusionalisasi, yang menyebabkan orang mengaitkannya dengan kekristenan secara eksklusif. Tidaklah mengherankan bahwa orang memberinya “cap Kristen” yang disikapi dengan perbagai macam serta sikap, baik yang positif mau pun yang negative terhadap Natal itu.
Dalam mensyukuti Natal tahun 2009 ini, kita dipanggil untuk mendasarkan perenungan kita di atas Injil menurut Lukas, Pasal 2 ayat 10-14; yang mendorong kita mempertanyakan ulang sikap terhadap Natal yang telah dirayakan selama ini; dengan bertanya, “apakah Natal itu hanyalah untuk kita (ekslusif),” ataukah “Natal itu adalah untuk semua (inklusif)?” Alkitab dengan tegas menjawab pertanyaan kita ini dengan ungkapan syair pujiaan Para Malaikat-Nya: “Jangan takut, aku memberiktakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” Dan lagi, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Menilik balik apa yang dikidungkan Malaikat dalam Natal pertama ini, apa sesungguhnya, berita apa yang sedang dikabarkan mereka kepada kita dan dunia sekarang ini tentang Natal itu? Paling tidak, kita dapat melihat bahwa para Malak menempatkan Natal sebagai inklusif bagi dunia, yaitu mereka yang diperkenankan Allah. Kini kita diundang untuk mencermati makna dari kebenaran Natal yang inklusif ini dari perspektif Injil menurut Lukas, yang dapat disingkapkan dalam dua sisi, antara lain:
- NATAL DIADAKAN ALLAH BAGI KEMULIAAN NAMA-NYA.
- Apa sesungguhnya rahasia Allah yang dinampakkan-NyA dalam Natal itu bagi kita dan seisi dunia?
- Dalam Natal, ada penegasan bahwa Allah harus dimuliakan, karena Ia setia terhadap janji-Nya yang telah dipenuhi-Nya melalui putra Natal itu, yaitu TUHAN Yesus Kristus (Kejadian 3:15). Penegasan ini menunjuk kepada Allah sebagai yang menjanjikannya kepada semua umat manusia, sehingga Natal adalah janji Allah bagi semua, yang dipenuhi-Nya juga untuk semua (Yesya 9:5-6).
- Dalam Natal, Allah mewujudkan janji-Nya dengan kehadiran Putra Natal, Sang Mesias, Yesus Kristus (Galatia 4:4). Kehadiran Putra Natal ini adalah untuk semua, karena Allah menguntukkan-nya bagi semua, yaitu isi dunia.
- Natal adalah pemberian khusus dari TUHAN Allah kepada umat-Nya, sesuai dengan rencana kekal-Nya di dalam Yesus Kristus (Matius 1:21; efesus 1:4-14).
IMPLIKASI:
- Natal menunjukkan bahwa Allah itu mahasetia, Ia telah memenuhi janji-Nya dalam Natal, sehingga Ia patut dipermuliakan (Roma 11:36).
- Natal membuktikan bahwa Allah yang mahasetia mewujudkan janji-Nya dengan kehadiran Yesus Kristus, yang menggenapkan Perjanjian Berkat TUHAN Allah bagi dunia (Galatia 4:4-6).
- NATAL DIBUMIKAN ALLAH MEMBAWA SEJAHTERA BAGI MANUSIA.
- Natal merujuk kepada kenyataan bahwa Allah melalui Putra Natal itu berkuasa membumikan sejahtera-Nya kepada dunia secara utuh. Alasan untuk kebenaran ini adalah sebagai berikut:
- Natal menunjukkan bahwa Allah adalah sumber damai sejahtera (shalom) yang sejati, yang diuntukkan-Nya bagi isi dunia (Yesaya 32:1-2, 17; 33:15-16; Yohanes 3:16)..
- Natal membuktikan bahwa Allah adalah sumber damai sejahtera itu berkuasa membumikannya kepada manusia sebagai pemberian anugerah yang khusus (Yohanes 14:27).
- Natal menegaskan bahwa Allah Sang Pemilik damai sejahtera itu mengaruniakannya kepada mereka yang ditentukan-Nya dari semula untuk memikmatinya (I Yohanes 4:7-10; Yohanes 10:28-29; Efesus 1:4-14; 2:8-10).
- Natal memastikan bahwa damai sejahtera Allah dapat dinikmati kini, di sini, dan dimana saja oleh siapa saja yang diperkenankan-Nya (Yesaya 32:17; Yohanes 14:6), dimana dengan memiliki-Nya, mereka dapat berbagi shalom itu (Lukas 2:15-20; Matius 5:9) .
IMPLIKASI
- Sebagai Sumber damai sejahtera, Allah menyediakannya untuk semua manusia.
- Sebagai Sumber damai sejahtera, Allah menjamin bahwa Ia apat mengaruniakan kepada semua mereka yang dikehendaki-Nya.
- Sebagai Pemberi damai sejahtera, Allah mengaruniakannya untuk semua yang ditentukan-Nya, sesuai kebaikan-Nya, sebagai pemberian khusus dari pada-Nya.
- Sebagai Pemberi damai sejahtera, TUHAN Allah memastikan bahwa “damai sejahtera” itu dapat dinikmati oleh semua, kini di sini, hari ini, khususnya mereka yang diperkenankan-Nya.
KESIMPULAN
- Natal merujuk bukti bahwa TUHAN Allah mahasetia, yang memenuhi janji-Nya bagi umat manusia dari segala bangsa, karena itu Natal adalah bagi semua isi dunia, yang olehnya Ia harus dimuliakan (Kejadian 3:15; Galatia 4:4; Yohanes 3:16).
- Natal menegaskan bukti bahwa Allah yang mahasetia itu oleh kedaulatan-Nya memilih memperkenankan kita untuk menikmati damai sejahtera-Nya secara khusus, dengan menerima berkat khusus, yaitu kesukaan besar (great salvation) melalui Yesus Kristus , Mesias (Al-masih) Juruselamat dunia (Lukas 4:18-19).
- Apakah Anda adalah bagian dari mereka yang memaknai dan menikmati Natal secara pribadi dan komunitas? Apakah arti Natal bagi orang lain di sekitar Anda? Bila Anda dapat memaknakannya dan berbagi, terimalah ucapan selamat dari saya atas rahasia pemberian Allah bagi Anda yang telah Anda terima. Jadikan natal inklusif bagi semua. Selamat Natal, Tuhan memberkati. Amin.
Pelayan Firman,
Pdt. Dr. Yakob Tomatala
[1] Khotbah ini pernah disampaikan kepada Kelompok Kristen Oikumene di PT Incocement, Tarjun Kalsel, pada tanggal 16 Desember 2006.
Shallom pak, saya mau tanya apa sih sebenarnya pemimpin kristen itu? dan bagaimana model kepemimpinan Kristen itu. mohon ppenjelasannnya pak,tks
Shalom pak Pdt. untuk menjadi pemimpin kristen yang sejati itu, syaratnya-syaratnya apa ya pak.tks n TYM.
Shalom Sonny:
Pemimpin Kristen adalah seorang Kristen yagn dipanggil TUHAN Allah ke dalam kepemimpinan, yang ditandai oleh adanya kompetensi serta kuasa kepemimpinan formil yang meliputi tugas (task), kewenangan (authority), hak (privilege), kewajiban (obligation), tanggung jawab (responsibility), dan pertanggungjawaban (accountability) untuk memimpin.
Berdasarkan pengertian di atas, maka Pemimpin sejati adalah dia yang dipanggil TUHAN menjadi Pemimpin, ditandai dengan adanya kompetensi (integritas – SQ, kapasitas – IQ dan kapabilitas – SETQ) untuk melaksanakan upaya memimpin. Pemimpin sejati memahami siapa dirinya (being), mengapa ia ada (reason for existence), untuk apa (life objectives), mau ke mana (life focus), dan bagaimana mengapainya (doing). Pemimpin sejati memahami visi kepemimpinan dan mampu mengarikulasi menjadi misi yang jelas serta dapat mengerahkan semua kekuatan (leadership capacities) dan sumber-sumber (resources)untuk melaksanakannya dengan efektif (benar), efisien (baik), sehat (hubungan kondusif) dan produktif (berhasil). Pemimpin sejati adalah dia yang memimpin dengan mengabdi serta membawa berkat bagi diri, orang yang dipimpin dan organisasi serta lingkungan di mana kepemimpinan diterapkan. Selanjutnya silakan membaca buku: Kepemimpinan yang Dinamis. TUHAN Yesus memberkati. Terimakasih
Salam doa,
Y. Tomatala