Leadership, Thoughts, Books, Writing !

MENJADI PRIBADI SEJATI

1,045

Firman Allah

Firman TUHAN Allah berkata:

Jagalah hatimu dengan kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan

(Amsal 4:23).

PENGANTAR

Menjadi pribadi sejati menjelaskan bahwa ada upaya bertanggungjawab untuk menghidupi dan membangun diri kearah kedewasaan yang olehnya akan menmpakkan nilai-nilai agung yang menjadi kebiasaan unggul yang membawa berkat bagi sesama.

MEMBANGUN DIRI MENJADI PRIBADI SEJATI

Membangun diri menjadi pribadi sejati dilandasi prinsip-prinsip yang dibangun di atas kebenaran Alkitab. Setiap orang yang menghendaki menjadi pribadi sejati, harus menekuni prinsip berikut, yang dihidupi secara bertanggungjawab.

1. Seorang pribadi sejati adalah dia yang memahami rancangan TUHAN Allah bagi diri-nya, hidupnya, rencana-nya, masa depan-nya, rumah tangga-nya, karir-nya, termasuk akhir hidup-nya, yang olehnya ia mengenal diri-nya dengan benar dan baik, sehingga ia dapat membuktikan diri sebagai pemimpin bijaksana.

2. Seorang pribadi sejati, harus menyadari bahwa ia  perlu memaknai diri-nya, pengalaman-nya, dan pencapaian-nya, agar ia dapat memahami apa yang telah TUHAN kerjakan di dalam diri-nya, yang membuatnya hidup dalam rasa syukur, berendah hati sehingga hidup-nya dapat menjadi berkat bagi sesama.

3. 3. Seorang pribadi sejati, mengetahui bahwa “ia adalah pemimpin yang telah diberikan tempat, karena itu ia ada di atas,” dengan demikian, ia seharusnya memimpin dengan hati, berlandaskan kasih Kristus dan kebenaran kebaikan-Nya, untuk itu, ia perlu menjaga hati-nya guna melindungi kehendak, pikiran dan perasaan agar selaras dengan apa yang TUHAN kehendaki.

4. 4. Dalam hubungan dengan sesama, pribadi sejati harus mendahulukan hati, agar ia membuktikan bahwa ia berbudi luhur, sehingga ia gagal mendahulukan kepentingan diri-nya sendiri.

5. 5. Dalam hubungan dengan sesama, pribadi sejati yang memimpin dengan hati, berarti menggunakan kehendak baik, akal sehat dan perasaan tenang-senang dengan empati yang dalam, guna menyikapi apa saja,  yang olehnya pemimpin menabur keberhasilan mengaraki jalan-nya.

6. 6. Dalam hubungan dengan sesama, pribadi sejati harus berupaya untuk mendahulukan kepentingan orang lain, yang olehnya ia sedang mendahulukan perhatian orang kepada-nya.

  1. Pribadi sejati memahami bahwa kesalahpahaman dalam hubungan antar orang dapat terjadi karena faktor komunikasi, pespektif dan penafsiran yang berbeda, karena itu, kepemimpinan yang dilakukan dengan hati harus ditampakkan dalam sikap, pikiran, kata-kata, perilaku serta perbuatan yang empatik serta toleran.
  2. Pribadi sejati selalu menyadari bahwa kalau dia di atas, itu adalah anugerah, karena waktunya akan datang dimana ia-pun akan di bawa, yang olehnya ia akan menyambutnya dengan rasa syukur dan menyikapinya dengan keyakinan bahwa apa yang ada pada-nya akan berguna lebih dari kearifan-nya.
  3. Pribadi sejati menyelami dengan dalam bahwa karena ia berada di atas, ia akan mudah terjebak untuk mengatas-ataskan diri dengan berbagai macam cara, dalam banyak hal, dengan demikian, ia senantiasa harus bersikap arif, mawas diri dan menyadari bahwa kepada-nya telah diberikan kuasa untuk berada di atas oleh sebab itu, ia tidak perlu merendahkan siapa pun, karena dengan merendahkan orang, ia sendirilah yang mendorong diri-nya ke bawah.
  4. Pribadi sejati menyadari bahwa ia berhasil sampai ke puncak tanpa melupakan bahwa ia berasal dari bawa, yang olehnya ia tidak akan memusingkan kalau saatnya ia nanti ke bawa, karena akan datang waktu itu, dimana ia akan ke bawa juga, namun ia tidak akan terbawa-bawa dengan sikap merugi, rasa kecewa atau pun frustrasi karena sindroma post-power.
  5. Pribadi sejati pada akhirnya menyadari bahwa “hidup-nya hanya satu dan satu kali,” karena itu apa yang dibuat-nya bernial abadi, dengan demikian, ia menetapkan untuk menabur kebaikan yang olehnya ia menuai kebaikan serta akan dikenang 1000 tahun.
  6. Pribadi sejati sesungguhnya memusingkan diri dengan sikap hatinya sendiri, dan tidak mengurus sikap orang lain, serta hal-hal kecil dan tidak berguna, kerena ia pada akhirnya akan memberkati 1000 generasi dengan hidup dan karya-karya-nya yang gemilang, serta memuliakan TUHAN Allah-nya.

Selamat menjadi Pribadi Sejati.

Penjelasan rinci dan dialog tentang pokok ini dapat menghubungi: DR. Yakob Tomatala; email: yaktom@centrin.net.id.

Jakarta, Januari 2009

You might also like

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.