Tapak Sandya Kala berkokoh di Kota Raja Besar, pada Pelataran Rumah Suci dalam kehadiran Sang Janji di dalam kurun yang berubah
Tapak Sandya Kala membahana bertutur tentang kebenaran … oleh Sang Janji yang menanggap kebenaran yang muncul terbalik …
Betapa tidak, tertuduh yang diciduk dari bordil, dituntut sebagai pelanggar, dan dengan melanggar “kebenaran hukum,” …
Namun Sang Janji yang berkutat memegang kebenaran sejati, tegar pada kebenaran … dan melakukan kebenaran dalam seru … :
“Barang siapa benar dan benar-benar benar, ‘hendaklah ia yang pertama melemparkan batu …’ dan ternyata kebenaran hukum yang salah terap oleh para Penuduh berkedok taat agama, menyisahkan perintah bersolusi, ‘Aku … tidak menghukum engkau, pergi, dan jangan berbuat dosa lagi …”
Sang Janji yang adalah kebenaran, bicara tentang diri-Nya, “Akulah terang dunia, para pengikut-Ku, akan mempunyai terang hidup, dan berjalan di dalam terang …”
Ini kesaksian tentang Anak Manusia, yang akan terbukti dalam peninggian-Nya yang menghadirkan “kebenaran yang memerdekakan …..”
Kebenaran yang memerdekakan memastikan “siapa-siapa sejatinya turunan Leluhur, Bapa Banyak Bangsa” … pewaris hidup abadi …
Karena, kebenaran sejati membebaskan dari maut, untuk tidak mengalami maut, dengan berkutat pada kebenaran, hidup dalam kebenaran … dari Sang Janji
Sang Janji adalah Petaruhan kebenaran, karena IA ada sebelum Leluhur Besar ada, Sang Penjamin yang memastikan bahwa yang benar yang sejati, akan taat kepada Sabda,
dan … tidak membiarkan Rumah Suci dikotori ketidak adilan, ketidak benaran …
Dengan kesaksian yang mengoncangkan ketidak benaran … walau pun Sang janji menghilang dan pergi, kebenaran tetap terpancar dari Rumah Suci …
Selamat berkutat dalam kebenaran yang menerangi hidup, untuk hidup menggusur yang gelap …
Salam kebenaran,
www.yakobtomatala.com