Pengantar
Ada pernyataan sementara orang bahwa “Gereja dilumpuhkan oleh Covid-19.” Betapa tidak, katanya, “Ini buktinya! Lihatlah, ibadah-ibadah gereja besar pun menjadi lumpuh.” Hm, ini pernyataan yang super skeptis, dan ignoran akan “TUHAN Allah yang berdaulat” dan yang “bekerja dalam segala sesuatu demi kebaikan umat-Nya, di mana segala sesuatu terjadi sempurna pada waktu-Nya” (Roma 8:28; Pengkhotbah 3:1-8). Ha, ha, ha, ….
Ironis memang, yang terjadi adalah “kantong persembahan menipis, dan pendeta serta pengurus gereja mulai ketar ketir, tentang bagaimana membiayai pengeluaran gereja yang wah …, dan cara hidup yang berlawanan dengan pola Yesus Kristus, yaitu: “memikul salib di atas mobil mercy dan berpelesir atas nama tuhan serta berboros prioritas hidup atas nama dan demi pelayanan” (Lihat: Matius 16:24-26; Markus 10:45).
Ternyata yang benar adalah, Covid-19 adalah “cara dan tangan TUHAN Allah yang secara keras menempeleng gereja agar kembali ke jalan-Nya untuk berjalan sesuai kehendak-Nya.” Covid-19 juga diizinkan TUHAN guna “memberi peluang bagi Gereja menikmati dan menjadi berkat dengan cara yang benar.”
TUHAN Allah yang bekerja dalam segala sesuatu ternyata menghendaki agar umat-Nya memahami Dia dan melihat dunia dengan cara baru, yang selaras dengan kehendak-Nya. Kini timbul pertanyaan, bagaimana memahami TUHAN Allah dengan benar dan melihat dunia dengan cara baru yang berselaras dengan kehendak-Nya?
Pertama, GEREJA TEGUH DAN TIDAK BERUBAH DALAM SEJARAH.
Kenyataan yang terjadi sekarang akibat Covid-19 adalah cara TUHAN Allah untuk membuktikan bahwa Gereja Yesus Kristus teguh dan tidak berubah menyiarahi sejarah dunia. Kebenaran ini telah ditegaskan TUHAN Yesus yang bersabda, “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasai-Nya” (Matius 16:18). Gereja yang dibangun di atas TUHAN Yesus tidak berubah sedikit pun atas pengaruh Covid-19, karena: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8; Wahyu 1:17-18).
Perlulah ditegaskan bahwa “di tengah ancaman Covid-19, Gereja yang hakikatnya kudus tetap kudus, esa, universal (am) dan misioner” (I Petrus 2:9-10; Yohanes 17:18; 20:21). Kebenaran ini memastikan bahwa: “Kehidupan dan ibadah gereja yang rohani, imani, dan sosial kultural tetap sama di tengah dunia serta peradaban yang ter-disrupsi pada Abad XXI” dengan ancaman Covid-19 (Yohanes 4:21-24; Ibrani 10:19-25; 12:28-29).
Kedua, GEREJA DILENGKAPI MENJADI RELEVAN PADA SEGALA ZAMAN.
Covid-19 membuat orang tercengang, karena semua berubah. Tidak ada jabat tangan mesra, yang ternyata munafik. Tidak ada ibadah hura-hura yang ternyata memuaskan hasrat ego. Tidak ada kolekte besar-besaran yang ternyata demi memperkaya, bukan melayani. Gereja dalam hal ini ternyata dipaksa oleh TUHAN untuk menjadi relevan melalui Covid-19, agar kehidupan, iman, dan etika-moral serta misinya kembali sesuai kehendak TUHAN Allah (I Petrus 1:13-16; Imamat 11:44-45).
Melalui pengalaman ini ternyata, Covid-19 adalah cara TUHAN Allah untuk membuat gereja menjadi relevan dengan kembali kepada harkatnya guna menjawab panggilan-Nya “bersekutu (koinonia), melayani (diakonia), bersaksi (marturia), memberitakan Injil (kerygma) dan membangun secara holistik (oikodomen)” dalam dunia yang berubah secara drastis, karena IA bekerja dalam segala sesuatu.
Dalam hubungan ini, Gereja dan orang Kristen harus melihat Covid-19 sebagai cara TUHAN Allah mengelola dan mengkritisi kehidupan umat-Nya agar tetap relevan dalam dunia yang berubah. Orang Kristen harus bertanya, apakah iman dan etika moral saya kudus di tengah dunia yang tidak kudus? Apakah kehidupan gereja menggambarkan adanya tanda TUHAN yang kudus, esa, am dan misioner? Apakah gereja sedang taat dan setia pada panggilannya untuk “bersekutu, melayani, bersaksi, memberitakan Injil serta membangun komunitas umat Allah?”
Covid-19 membuat gereja menjadi sadar dan relevan di hadapan TUHAN Allah, dengan berani mengkritisi diri, mengintrospeksi diri, dan “tidak menghakimi orang lain.” Covid-19 ternyata adalah tangan TUHAN yang membentuk gereja-Nya supaya menjadi kudus, adil serta jujur dengan iman berpengharapan dalam menjalani kehidupannya di bumi secara membumi, sambil menantikan kedatangan TUHAN Yesus yang Ke-2 ke Dunia ini.
Ketiga, GEREJA DIKUATKAN MENJAWAB PANGGILANNYA.
Pada gilirannya, TUHAN Allah memakai Covid-19 untuk menguatkan serta memberkati gereja mengisi dan menikmati kehidupan berkat sesuai Perjanjian Berkat-Nya (Covenant) yang dijanjikan Allah (Ulangan 28:1-14; Galatia 3:29). Dapat dikatakan bahwa Covid-19 adalah “blessings in disguise” dari TUHAN Allah bagi Gereja-Nya.
Lihatlah, bagaimana Covid-19 digunakan Allah guna “merevitalisasi” hubungan orang Kristen dengan TUHAN Allah-nya dengan cara yang semakin mendalam di mana milyaran orang mencari TUHAN secara intens (Mazmur 62:2-3) dengan cara yang benar dalam Roh serta kebenaran (Yohanes 4:23-24) dan sesuai zaman (Yoel 2:28-29; KPR 2).
Ada ibadah keluarga sebagai inti gereja, di mana telah muncul jutaaan pengkhotbah baru dari keluarga dan hubungan dan peran keluarga yang menjadi semakin mesra dan jujur.
Dengan Covid-19, TUHAN juga merevitalisasi semesta, alam, tanah (ekonomi), cara hidup beradab dalam masyarakat, dst. Covid-19 menyadarkan bahwa ternyata dalam kehidupan manusia yang rapuh, ada berjibun kebaikan serta berkat TUHAN yang dapat dilihat dan dinikmati melalui ancaman sampar yang diizinkan ini (Mazmur 136).
Akhirnya, melalui Covid-19, “Amanat Agung Yesus Kristus” terlaksana secara baru dengan dinamika dan jangkauan baru bagi kemuliaan TUHAN Allah (Matius 28:18-20; Roma 11:31). Haleluya!!!
REFLEKSI
Apa yang dapat dipelajari dari Pengalaman Gereja menghadapi Covid-19 ini? Gereja harus belajar dari “pengalaman TUHAN dalam hidup, tentang hidup untuk hidup,” bahwa Covid-19 adalah ikhtiar TUHAN Allah untuk memberkati Gereja-Nya supaya mampu hidup selaras kehendak-Nya dan dapat menikmati serta menjadi berkat dalam arti yang sebenarnya.”
Dengan demikian, dalam menghadapi Covid-19, janganlah panik, jangan takut, dan ingatlah bahwa “jika Anda tawar hati dalam masa kesukaran, maka kekuatanmu menjadi kecil dan rapuh” (Amsal 24:10). “Larilah kepada TUHAN, maka Anda akan memperoleh pertolongan pada waktu-Nya” (Amsal 18:10).
Camkanlah kebenaran ini dalam menghadapi Covid-19:
C = Carilah TUHAN selama IA berkenan ditemui
O = Orang benar akan memperoleh pertolongan TUHAN pada waktu-Nya
V = Vitalisasi TUHAN akan menguatkan untuk menghadapi tantangan
I = Intesitas hubungan dengan TUHAN akan meneguhkan iman, etika moral dan pengharapan
D = Dalam tangan TUHAN kita akan selalu aman dan damai di tengah badai
1 = Angka SATU mutlak adalah SATU TUHAN, SATU Allah, SATU iman, dan SATU pengharapan yang memerdekakan
9 = Angka SATUAN TERBESAR adalah jaminan bekat TUHAN yang melimpah bagi Gereja-Nya melalui Covid-19.
Selamat menikmati berkat TUHAN Allah melalui ancaman Covid-19
www.yakobtomatala.com