Tapak Sang Sandya Kala, Sang Abadi berurai diri di ruang-ruang kehidupan yang terang, yang gelap
Dari ruang gelap di tepi sumur, sampai ke hunian bekas hajatan, dan kini di lapak nelayan
Tapak itu menyampar di baringan pesakitan buah hati kuli istana
Tapak itu menapak ke dalam gelapnya hati, melihat gelap yang gelap, memasgulkan rasa atas yang sekarat, menoreh gundah menantang harap menggugah harapan melihat terang
Karena, tapak dalam hadir Sang Janji berjarak sehari langkahan kaki, menjerat rasa bimbang, melesap rasa percaya, menjerumus ke dalam gelap yang lain
Namun, tapak Sang Janji membesit harapan terang melintas jarak antara yang terang dan yang gelap dengan “percaya”
Percaya mendobrak kelam hati dari Sabda, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya”
Percaya adalah “pergi” Pergi, adalah menyambut “hidup” dari Sang Janji yang menapak melangkahi jarak, menghadirkan Terang Pemberi Hidup, bagi yang sekarat di tempat gelap
Pergi, adalah jalan melihat hidup, karena Sang Janji adalah Terang Hidup, yang menghidupkan, membinar “Terang Hidup” dalam ruang gelap, “anakmu hidup” …….
Dan, percaya adalah jalan hidup, bagi diri dan keluarga, karena Sang Janji, Sang Terang Hidup sedang menapak masuk ke ruang gelap, memberi Terang bagi yang gelap …
Selamat percaya, pergi, dan menikmati Terang Hidup yang mengatasi gelapnya hidup …
www.yakobtomatala.com