TAPAK TUHAN DAN SEGELAS ANGGUR

Tapak Sandya Kala berjejak dari lapak tukang kayu yang senyap tidak bersenyap, dengan jejak-jejak ke Hajatan Bahagia
Merangkai kisah Sang Sadya Kala,
Sang Janji, berkelana menapak persada, dari ruang ke ruang, dari lapak ke hajatan, menyusupi dunia hura-hura, lorong-lorong tempat yang lara dan cicipan penghangat penghajat dan penjadi
demi yang lara serasa istana, yang papa serasa jaya dalam kefanaan

Dalam hajatan,
Sang Sandya Kala bersabda Sang Janji bicara, “AKU ada di suka, siap menyambut duka”
Kala suka, para penjadi terkikik, merona dalam nikmat kesementaraan, terlelap dalam gemerlap kesementaraan
Namun terperangah, kala kesementaraan berganti dalam bisikan lara, “mereka kehabisan” …,
Bisikan lara pencoreng wajah berpupur, penyemai gunda dalam canda penghajat

Di sini, tapak kelal dari Sang Janji berjejak di ruang kesementaraan,
dengan “segelas anggur asli”, demi penghajat naik kelas
Segelas anggur pencelik mata berdecak lidah
Segelas Anggur bicara tentang Sang Janji,
IA Sang ADA, Yang ADA dan Ber-ADA kekal, Penjadi Kekal dari semua yang terjadi,
yang ADA dalam keabadian, berjejak dalam kesementaraan, demi menjadikan yang sementara mengabadi

Dari Tapak Kekal yang Berjejak dalam hajatan, dan Segelas Anggur sebagai saksi,
Sang Abadi berwujud dalam kesementaraan, demi bicara, tidak ada yang mustahil Jika Tapak Kekal berjejak dalam ruang kehidupan, bagiku, bagimu, … kini, di sini, dan di semua ruang, di suka, di duka, sehingga semua … “berselamat dan bahagia, bersulang bersama Sang Janji” di pesta mau pun di rumah kesenduhan! Selamat …

Sahabat dalam suka, kerabat dalam duka
www.yakobtomatala.com

Comments (0)
Add Comment