MENEGUHKAN KEPEMIMPINAN MENYIKAPI DISRUPSI PERADABAN

Firman TUHAN Allah:
“Untuk segala sesuatu ada masanya” (Pengkhotbah 3:1).

Pengantar

Apa sesunggunya disrupsi atau “disrupts atau disruptions” itu? “Disruption adalah istilah yang sinonim dengan innovation.” Istilah lain yang sinonim adalah division; break; interruption; severance dan splitting. Di sini, disruption adalah “interruption in the usual way that a system, process or event works.”

Dalam hubungan dengan istilah innovation, “disruption is changing the way the world works.” Faktor yang merupakan disrupsi sebagai bagian dari kekuatan peradaban Abad XXI adalah:

1) Persaingan penguasaan sumber daya egergi;

2) Inovasi ekonomi, nano technology, bio technology, information technology, artificial intelligence (machine learning), block chain, robotics, dan data & analytics;

3) Persaingan ketenagakerjaan kokal, regional, nasional dan internasional;

4) Perkembangan ilmu serta pengetahuan kedokteran dan bidang kesehatan yang canggih;

5) Perkembangan sains baru: Teleportasi dan nano biologi;

6) Ancaman kriminalitas, terosisme dan kontrol individu;

7) Perubahan dan benturan kebudayaan lokal, regional, nasional dan internasional;

8) Tantangan perubahan iklim dan pengelolaan ekologi;

9) Penegakkan hukum, HAM individu – kelompok, kemerdekaan dan kebebasan;

10) Perebutan hegemoni penguasaan dunia sebagai “super power” internasional, dsb (Banding: James Canton, “The Extreme Future,” 2009).

Menyikapi faktor disrupsi ini, maka dipertanyakan, sejauh mana faktor dimaksud mempengaruhi kepemimpinan setiap organisasi?

ASPEK DISRUPSI KEPEMIMPINAN

Berdasarkan defenisi disrupsi di atas maka dapat dikatakan bahwa “disrupsi dalam kepemimpinan adalah mengubah atau menginovasi cara-cara kepemimpinan bekerja sesuai dengan perubahan dan perkembangan teknologi dan segala aspek peradaban yang dominan sehingga menjadi efektif, efisien dan sehat.”

Diduga bahwa faktor-faktor yang harus disiapkan serta disikapi dengan benar dan baik dari perspektif kepemimpinan menyikapi “dinamika disrupsi” antara lain adalah:

Pertama, SDM Pemimpin dan komponen manusia dalam organisasi haruslah kompeten, peka dan bersikap terbuka, proaktif, kritis, kreatif, inovatif, intuitif dan inspiratif serta siaga. Komponen SDM Pemimpin dan manusia organisasi seperti ini harus memiliki kesadaran diri akan hakikat, sifat, sikap dan tindakan siaga berkesadaran atas diri serta situasi peradaban yang berubah pada Abad XXI.

Kesadaran diri seperti ini meneguhkan Pemimpin dan bawahan untuk menetapkan, menyikapi serta mematutkan diri mengadaptasi memanajemeni perubahan secara dinamis. Kesiagaan Pemimpin ini ditandai dengan keandalan menjawab tantangan perubahan mengelola dan mengimplentasi faktor disrupsi peradaban secara relevan pada semua lini.

Kedua, Menanggapi dan mengelola aspek disrupsi dari pengaruh aspek peradaban yang terus berkembang sebagai bagian dari inovasi teknologi. Pengelolaan aspek disrupsi peradaban ini menuntut penguasaan aspek disrupsi serta pemanfaatannya secara berkesinambungan.

Aspek disrupsi peradaban ini melibatkan faktor teknologi, komunikasi, sosial, kultural, ekonomi, perdagangan, politik, militer, pertahanan, pendidikan, ekologi, kependudukan, ketahanan hidup dan sebagainya yang saling mempengaruhi akibat dari perkembangan serta kemajuan temuan teknologi serta unsur lain yang terkait. Aspek disrupsi peradaban ini harus disikapi secara sadar serta siaga untuk menanggapi, mengisi mengatasi ketertinggalan agar tidak tersisih dalam perjalanan dan siarah sejarah.

Ketiga, Aspek disrupsi peradaban khususnya perkembangan inovasi teknologi kompleks dan ekstra canggih harus dikuasai, dikendalikan dan dimanajemeni serta dimanfaatkan secara tepat. Tindakan ini harus dilakukan secara antisipatif responsif guna menyikapi serta meresponi perubahan yang terteiger oleh kreativitas serta inovasi temuan yang terus berkembang pesat pada Abad XXI.

Keempat, Menyikapi aspek disrupsi dalam peradaban Abad XXI dengan pendekatan entrepreneurship. Pendekatan entrepreneurship ini menjelaskan tentang adanya “pemimpin dan kepemimpinan yang berorientasi kepada entrepreneurship dengan kemandirian tinggi” yang adaptif serta siaga.

Kepemimpinan dan Pemimpin Entrepreur dengan kemandirian tinggi seperti ini menegaskan tentang adanya Pemimpin dan komponen SDM bawahan yang visioner dengan visi besar yang dinamis ditopang keberanian tinggi, “berani berpikir, berani bersikap dan berani bertindak memakai cara khusus sehingga membawa hasil sukses yang signifikan serta optimal” menjawab tantangan kecepatan perubahan peradaban Abad XXI.

Kepemimpinan mandiri ini menegaskan tentang adanya sikap dan orientasi budaya kualitas unggul yang mampu menjembatani “produk organisasi dan dunia kerja serta konsumen” dengan manajemen yang terbuka, lugas dan berjejaring yang mengungguli persaingan.

Kelima, Mengelola aspek disrupsi dalam peradaban dari perspektif Kultural Sosial khusus dengan menghadirkan penanggapan perubahan dan tantangan yang besar. Di sini, aspek disrupsi dari peradaban terhadap faktor kultutal sosial ini memperihatkan adanya kecepatan perkembangan yang membawa perubahan signifikan dan dominan pada segala bidang serta lini kehidupan.

Kecepatan perkembangan ini menuntut adanya sikap yang “auto dynamic respond” (tanggapan oto dinamis) sehingga terciptanya penanggapan yang memadai menjawab setiap dan semua tantangan perubahan yang menghadirkan disrupsi. Pengelolaan aspek disrupsi seperti inilah yang akhirnya meneguhkan kepemimpian untuk berdiri tegak di atas persaingan. Kepemimpinan seperti ini menampakkan adanya tanda keunggulan dengan kekuatan kesiagaan menanggapi dan memanfaatkan setiap aspek disrupsi dalam peradaban dengan benar, baik dan sehat.

MENYIASATI DISRUPSI DALAM KEPEMIMPINAN

Langkah terpenting menyiasati disrupsi adalah “penguatan kepemimpinan dengan budaya kualitas unggul” dalam semua lini. Penguatan kepemimpinan Ini melibatkan aspek berikut:

Pertama, Pelengkapan dan pengembangan SDM Pemimpin Pembelajar Entrepreneur yang kompeten dengan kekuatan visi serta semangat ketahanan (grit – passion and perseverance) yang kokoh dengan “jiwa entreprenur” yang tangguh.

Pemimpin Pembelajar Entrepreneur adalah individu yang “melek peradaban” dengan kekuatan “entreprenurship” serta siaga secara mental dan fisik untuk terus belajar dan andal serta tanggap menyikapi dan menyiasati kondisi perubahan peradaban dengan semua aspek disrupsi yang dihadirkannya. Kesiagaan ini ditandai dengan keandalan pengamatan dan penerapan manajemen kualitas total yang “relevant and workable” dalam situasi perkembangan peradaban dan kondisi baru yang berubah dengan kecepatan tinggi yang menghadirkan disrupsi baru.

Kedua, Melengkapi dan meneguhkan SDM Pemimpin (Leaders), Manajer (Managers), Administrator (Admnistrators) dan komponen Pengikut (Followers) dengan mentalitas pekerja yang “able and willing to pay the price of success” – dengan komitmen, dedikasi, semangat dan cara kerja yang canggih serta tinggi memanfaatkan aspek disrupsi.

Para pemimpin, manajer, admnistrator dan pengikut haruslah berperan sebagai pekerja kreatif inovatif andal dengan gerakkan sigergi yang tinggi serta simultan menanggapi perubahan melalui pemanfatan aspek disrupsi yang “up todate” dalam kekinian.

Ketiga, Menyikapi aspek disrupsi dalam peradaban dengan mengembangkan “organisasi pembelajar” ditunjang “budaya kualitas” yang terus berkembang menanggapi dinamika perubahan yang terjadi. Organisasi pembelajar ini dibangun di atas “strategi pengembangan organisasi” (organization development strategy – ODS) yang memiliki “sistem yang siaga dan tanggap menyesuaikan diri dengan dinamika perubahan dan disrupsi yang terjadi.” Kekuatan ODS meneguhkan kepemimpinan memanajemeni menyiasati disrupsi cara elegan serta relevan mengelola semua sumber dengan tepat dan bermanfaat guna dalam merajut kesuksesan.

Keempat, Mencipta strategi kepemimpinan yang dinamis dan responsif dengan jejaringan luas dalam memanajemeni, memasarkan dan memanfaatkan semua sumber menjawab tantangan perubahan peradaban dan disrupsi yang ada secara bersinambung dan tuntas.

Strategi kepemimpinan ini dibangun di atas “sistem yang tanggap dengan fleksibilitas yang tinggi” menjawab setiap tantangan yang diakibatkan oleh perubahan aspek peradaban secara cepat serta solutif memanfaatkan semua aspek disrupsi.

Kelima, Menyiapkan strategi dan taktik manajemen mengelola disrupsi peradaban dengan daya performansi tinggi. Daya performasi tinggi menyikapi disrupsi ini bersifat dinamis dan secara kreatif inovatif mencipta pendekatan bisnis organisasi yang sesuai tuntutan pasar yang berubah serta berkembang.

Strategi dan taktik manajemen performansi tinggi ini memanfaatkan semua aspek disrupsi dari kreasi inovasi teknologi serta cara memanajemeni sumber-sumber dan daya secara tepat guna. Strategi dan taktik manajemen performansi tinggi ini bertujuan untuk mengisi proses perubahan dengan daya penyesuaian dan penguatan yang tinggi yang terus berkembang. Daya penyesuaian tinggi ini adalah kekuatan penopang untuk mengelola semua aspek disrupsi selaras perkembangan peradaban demi menjadikan kepemimpinan unggul dalam persaingan pada semua lini.

RANGKUMAN

Pada gilirannya perlu disadari bahwa disrupsi peradaban akan terus terjadi dan ada pada setiap kurun karena kreativitas dan inovasi manusia.

Disrupsi ini adalah kekuatan peradaban yang akan mempengaruhi cara hidup total (the total lifeway) dari semua masyarakat dunia secara umum yang berdampak secara khusus pada kepemimpinan semua organisasi, baik secara internasional, nasional, regional dan lokal. Disadari juga bahwa faktor peradaban yang berkembang dan aspek disrupsinya akibat kreativitas dan inovasi manusia akan terus terjadi yang mempengaruhi umat manusia segala abad.

Dengan demikian, Pemimpin Entreprenur Visioner dengan Kepemimpinan Entrepreneurship dan SDM komponen manusia organisasi yang siaga serta responsif dengan memiliki mentalitas proaktif dan antisipatif ditunjang gaya keterbukaan tinggi sajalah yang akan teguh bertahan menghadapi tantangan perubahan peradaban.

Di samping itu, keandalan membangun organisasi (ODS) dengan sistem penanggapan yang adaptif dinamis sajalah yang akan survive memanfaatkan aspek-aspek disrupsi. Dalam hal ini, para Pemimpin, Manajer dan Admnistrator serta SDM pengikut berkualias haruslah siaga menyikapi dan mengelola serta memanfaatkan semua aspek disrupsi dengan benar (efektif), baik (efisien), hubungan sosial sehat (healthy social relations) serta berjejaring strategis (strategic networking) dengan kinerja tinggi.

Kesiagaan seperti ini akan berujung pada adanya sinergi yang produktif dan optimal dengan mengedepankan strategi manajemen canggih dengan performansi tinggi. Kesiagaan seperti ini sajalah yang akan meneguhkan kepemimpinan sehingga terus relevan dan tepat serta kuat bertahan menanggapi perubahan akibat kreativitas dan inovasi yang menghadirkan disrupsi dalam peradaban.

Karena itu, perkembangan peradaban yang menghadirkan aspek disrupsi baru dalam perjalanan sejarah harus dikelola serta dimajemeni dengan tepat dengan siaga menanggapi serta memanfaatkan setiap aspek disrupsi tersebut secara relevan melalui kepemimpian yang membumi.

Diyakini bahwa kepemimpinan yang membumi dan “fit to the cause” menyikapi serta menyiasati disrupsi dalam peradaban Abad XXI akan terus unggul dalam persaingan menyiarahi sejarahnya. Kiranya!

Jakarta, Maret 2018
Salam Kepemimpinan,
Yakob Tomatala
www.yakobtomatala.com

Comments (0)
Add Comment