Fiman Allah:
“….. Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk memguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya sendiri yang rajin berbuat baik” (Titus 2:13b-14).
Pengantar
Tradisi Paskah yang disyukuri pada “Jumaat Agung,” sesungguhnya adalah “kisah penghianatan, amarah dan dendam kesumat terbesar” dalam sejarah manusia dan kemanusiaan. Salib adalah kisah penghianatan dan penghancuran HAM dari “Anak Manusia.” Salib yang adalah “Kisah Penghianatan ini adalah penghinaan terdahsyat” terhadap orang yang “tidak pantas dihianati,” yang berujung pada “peristiwa Golgota.”
MAKNA SALIB
Orang yang memahami kebenaran dan keadilan tentu marah serta geram. Kaisar Charlemagne (Charle le Magne atau Charles Agung) bahkan pernah berkata, “Jika aku ada di sana, aku akan mengerahkan tentaraku untuk membebaskan Yesus.”
Pada sisi lain, Salib Yesus ternyata menjadi “batu uji” ukuran mentalitas dan spiritualitas setiap orang. Mereka yang menyalibkan Yesus jelas-jelas adalah tidak adil, tidak benar, tidak baik.
Tetapi, mereka yang membela Yesus juga tidak memahami makna penyalibannya, yaitu untuk “menyelesaikan masalah umat manusia, yaitu ‘dosa’ sebagai sumber segala kejahatan” (Yohanes 18:14; Yesaya 53:1-7; I Petrus 2:22-25; Roma 3:23; 6:23; II Timotius 2:1-5; I Samuel 15:23; Amsal 21:4; Yohanes 8:34; I Yohanes 5:17).
KUASA SALIB
Dari salib, Yesus membebaskan manusia bedosa dan melepaskan dari segala akibatnya. Doa pelepasannya sangat dahsyat dan ampuh, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya” (Lukas 23:34). Penjahat di sisi-Nya mengalami pembebasan, “hari ini juga ….,” (Lukas 23:43). Di mana pada ujung pengorbanan-Nya, IA secara sadar bersabda, “Sudah selesai” (Yohanes 19:30).
Di sini, kuasa dosa dan maut tuntas selesai di Salib-Nya” (I Korintus 15:1-5; 54-58). Semua selesai di tangan-Nya. Karena itu, Charles Ringma mengatakan, “Tidak ada dosa, tidak ada masalah dan tidak ada kesulitan hidup yang tidak selesai pada Yesus Kristus.” Dengan demikian, Anda dan saya tinggal menemukan, “apakah Anda dan saya telah selesai dengan diri kita di hadapan TUHAN Allah dan sesama? (Matius 6:12; I Yohanes 1:9).
Di dalam Yesus ada pembebasan dan pengampunan berlimpah (Efesus 2:8-10; Mazmur 130:8; Mikha 6:4; Titus 2:14; Ibrani 2:25,18). Karena itu, jika kita mesyukuri Paskah, kita yang telah “mengalami TUHAN” haruslah menandakan dengan melepaskan serta memberi pengampunan yang telah kita terima dengan mengampuni sesama secara melimpah” (Matius 6:12; Kolose 3:12-17), sehingga kita dapat “mengalami dan menghadirkan damai sejahtera” (Yesaya 32:17; Matius 5:9).
PROLOG
Paskah adalah kisah dan kuasa pembebasan TUHAN bagi umat-Nya (I Petrus 2:9-10). Karena itu, kita yang telah mengalami TUHAN dapat mengucapkan: “Selamat mensyukuri Paskah dalam pengampunan dan damai Yesus Kristus! Selamat Paskah (Jumat Agung – Happy Good Friday) dan Selamat Menyambut Hari Kebangkitan Yesus Kristus (Happy Easter).” Terimakasih dan diberkatilah semua dengan berkat melimpah.
Salam dan doa,
Pdt. Dr. Yakob Tomatala www.yakobtomatala.com