MULUTMU SORGAMU, MULUTMU NERAKAMU

MULUTMU SORGAMU, MULUTMU NERAKAMU
“Menyibak rahasia kekuatan kata-kata Anda”

Sabda TUHAN Allah:
“Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya” (Amsal 14:3).

Pengantar
Ingatlah bahwa “Setiap orang adalah dirinya sendiri.” Karena itu, setiap orang adalah apa yang ia pikirkan, sikapi, katakan dan perbuat. Dengan demikian, jika seseorang mengatakan atau berbuat sesuatu, ia sedang mengatakan sesuatu tentang dirinya. Kalau ia memuji orang, ia sedang memuji dirinya, sebaliknya jika ia mengumpat orang, ia sedang mengumpat dirinya. Di sini, memuji ada imbalannya (reward) dan sebaliknya mengumpat ada hukumannya (punishment) yang Anda tetapkan bagi diri sendiri. Simaklah kebenaran selanjutnya! MULUT ANDA, RAHASIA DIRI ANDA Rahasia ajaran yang dalam di atas ini diungkapkan oleh TUHAN Yesus dengan mengatakan, “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu” (Matius 5:39). Dan lagi kata-Nya, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44). Mengapa IA mengajarkan demikian ini?

Pertama, Melawan orang jahat membuat kita sama dengan orang jahat. Anda dapat mengatakan apa saja, Anda dapat berbuat apa saja, dan itulah Anda.

Kedua, Mengasihi musuh dengan mendoakan dia atau mereka adalah untuk kebaikan kita. Jika Anda mengasihi orang yang memusuhi Anda dengan mendoakan dia atau mereka, maka Anda sedang mengasihi diri, berbuat benar dan baik bagi diri dan memberkati diri. Anda dapat berbuat sebaliknya, tetapi hal itu menjelaskan tentang siapa diri Anda sesungguhnya, dan yang akan kecewa adalah diri Anda sendiri, karena Anda mencipta hukuman atas diri sendiri.

MULUT ANDA DAN HUKUM TABUR TUAI
Kebenaran di atas dapat dipahami dari “hukum tabur tuai” (equal recompence law) yang diajarkan TUHAN Yesus. TUHAN Yesus memahami manusia, sehingga IA bersabda, “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi” (Lukas 6:37a). Di sini, orang yang suka menghakimi, sedang mengatakan sesuatu yang buruk tentang dirinya, dan ia juga sedang menghakimi dirinya sendiri.

Masalahnya, “orang menjadi buta akan dirinya sendiri, di mana manusia sangat gampang melihat selumbar di mata orang lain, ia bahkan mau mengeluarkan selumbar tersebut (mengurus orang lain) padahal di dalam matanya sendiri ada balok yang tidak dilihatnya” (Lukas 6:41-42). Alias, ia cendeung tidak becus mengurus diri semdiri. Hm ….! Karena itu TUHAN Yesus menyatakan “hukum emas abadi” untuk menjadi peringatan, yaitu: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Matius 7:12a; Lukas 6:31).

Apa arti semuanya ini? Lihatlah: Semua pikiran, sikap, kata serta perbuatan Anda kepada orang lain bukan saja memperlihatkan siapa diri Anda sesungguhnya, tetapi dengan menghakimi orang, Anda juga sedang menghakimi diri sendiri. Belum lagi TUHAN Allah yang akan menimpahkan segala perbuatan Anda ke atas kepala Anda sebagai balasan yang setimpal, karena “pembalasan adalah hak TUHAN” (Roma 12:19; Ulangan 32:35-36; Banding: Mazmur 37:17,29,33,39;55:22;75:10). Hm …, ngeri bukan? Karena itu, TUHAN Allah bersabda: “….. jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan” (Roma 12:20-21; Amsal 25:21-22).

Inilah rahasianya: “Jika Anda berkata dan berbuat benar terhadap sesama, Anda sedang menandakan bahwa Anda adalah orang benar dan Anda sedang menikmati hasil kebenaran (yaitu damai dan ketenangan – Yesaya 32:17) dari pikiran, sikap, kata serta perbuatan Anda. Ingatlah sesalu, “Jika Anda berpikir benar, berkata dan berbuat benar terhadap sesama Anda sedang mendemonstrasikan bahwa Anda orang benar dan Anda pasti menikmati berkat kebenaran dari pikiran, kata dan perbuatan Anda, serta dilindungi oleh kebenaran” (Filipi 4:5,8-9; Mazmur 37:33,39; 64:10; 68:3; 92:12; 97:11; 112:2,4,6; Amsal 3:33; 4:18).

IMPLIKASI
Perhatikan implikasi dari kebenaran di atas, yaitu: “Apabila kita menaati TUHAN dengan tidak membalas jahat dengan jahat, maka kita akan terbukti benar dan pada saat yang sama sedang berbuat baik kepada diri sendiri.” Di sini kita oleh pertolongan TUHAN Allah sedang menandakan bahwa kita adalah orang benar yang akan melihat Allah memihak kepada kita (Mazmur 124:1-2; Roma 8:28-37).

Dengan demikian “adalah bijak untuk menjadikan mulut Anda sorga Anda!” Katakanlah dan lakukanlah kebenaran dan hiduplah dalam damai, inilah hidup sorga (Yesaya 32:17; Matius 5:9). Karena menurut Firman Allah: “Mulut orang benar adalah sumber kehidupan” (Amsal 20:11). Selamat “berbijak hati untuk berbijak pikiran, sikap, kata serta pebuatan sorga” di bumi (Amsal 4:23; Matius 6:9-13). Kiranya!!!

Jakarta, 3 Februari 2017
Salam doa,
Yakob Tomatala

mulutmu nerakamumulutmu sorgamu
Comments (0)
Add Comment