MENDENGAR – Seni Memimpin dengan Mendengar

The Art of Leading by Listening

“TUHAN Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi IA mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid” (Yesaya 50:5)

Pengantar
Memimpin dengan bersikap, berbicara, berteriak dan bertindak lembut atau kasar adalah lasim. Tetapi “memimpin dengan mendengar,” adalah seni memimpin yang sangat kuat jika didalami dari HATI baru diwujudkan dalam AKSI yang ber-PRESTASI. Apa dan bagaimana sesungguhnya “leading by listening” ini?

Makna Memimpin dengan Mendengar:
Mendengar adalah kapasitas untuk menggunakan hati dan telinga guna memahami secara akurat dan menerjemahkan informasi atau situasi secara tepat dalam proses memimpin. Memimpin dengan mendengar adalah sikap bijak yang mendahulukan upaya mendengar secara cermat dan peka yang dilakukan dua kali untuk berbicara satu kali. Memimpin dengan mendengar seperti ini disebut mendengar seperti murid. Mendengar seperti murid berarti mendengar dengan belajar secara atentif sebagai seorang murid. Belajar secara atentif sebagai murid menuntut “hikmat untuk berendah hati guna memaknai secara tepat, sebagai dasar keputusan yang benar.” Upaya memimpin dengan mendengar telah dipraktikkan Raja Salomo dengan berhasil (I Raja-raja 3:1-28).

Dinamika Memimpin dengan Mendengar:
Memimpin dengan mendengar adalah kekuatan hati yang memberi prioritas kepada orang lain yang memiliki hak untuk didengar. Memimpin dengan mendengar merupakan keunggulan memimpin, yang dapat dipahami sebagai berikut:
1. Mendengar adalah rahasia memperkaya hati, menambah hikmat dan pengetahuan untuk memimpin secara berkualitas dengan kesabaran tinggi (Amsal 1:5; 12:15; 13:10; 15:32)
2. Mendengar adalah rahasia ketenangan hati/ roh/ jiwa di tengah krisis untuk belajar kiat memberi solusi, mengatasi konflik (Amsal 1:33)
3. Mendengar adalah kebijakan dan kehormatan yang ditandakan dengan kemampuan memberi jawaban  yang benar (Reversal dari Amsal 18:13; 19:20).
4. Mendengar khususnya mendengar TUHAN adalah otoritas berkat yang meneguhkan kepemimpinan (Ulangan 11:13,27; 13:18; 15:5; 28:1-2)
5. Mendengar adalah kekuatan yang mempromosikan dari TUHAN kepada tingkat otoritas lebih tinggi (Ulangan 28:14)
6. Mendengar adalah kekuatan untuk bersabar, berbicara dan bertindak secara bijak dengan tindakan yang meneguhkan (Amsal 21:28)
7. Mendengar adalah rahasia menghadirkan kebahagiaan dan keberhasilan dengan tindakan nyata yang membawa berkat dalam kepemimpinan (Matius 13:16; Yesaya 1:19; Lukas 11:28)

Dampak Memimpin dengan Mendengar:
Memimpin dengan mendengar menghadirkan kebenaran berikut
1. Mendengar adalah rahasia belajar dengan hati untuk banyak tahu guna banyak memberi
2. Mendengar adalah rahasia belajar sabar hati sebagai kekuatan yang menakjubkan
3. Mendengar adalah rahasia memahami dari hati bagaimana bersikap dan bagaimana bertindak secara bijak
4. Mendengar adalah rahasia kebijakan yang memperoleh kekuatan membawa revitalisasi
5. Mendengar adalah rahasia menjadi Pemimpin yang memimpin dari hati tanpa menggurui
6. Mendengar adalah rahasia memimpin dari hati dengan mempertajam keandalan sesama
7. Mendengar adalah rahasia berbijak hati untuk berbijaksana, sehingga berhasil sebagai pembawa solusi dari aksi yang berprestasi

Camkanlah ini:
“Memimpin dengan mendengar adalah kekuatan kepemimpinan rohani, yang diwujudkab dari hati dengan aksi yang berprestasi. Rahasia kekuatan mendengar ini dihidupi dan dipelajari serta dipraktekkan oleh Mother Theresa, di mana tatkala ia ditanyai wartawan, Ibu – kami tahu bahwa Ibu adalah seorang pendoa yang setia. Apa yang Ibu katakan kepada TUHAN? Jawabnya: “Doa saya adalah, TUHAN Allah, … saya mendengar!” Apa jawab TUHAN kepada Ibu? TUHAN Allah menjawab, “Ya, ….. AKU mendengar!!!” Apa implikasi kebenaran ini bagi “memimpin dengan mendengar?” “Mendengar seperti ini ialah memberi ruang bagi TUHAN untuk membimbing Pemimpin dalam kepemimpinan rohani. Pada sisi lain, “Mendengar, sejatinya memberi peluang berpikir dua kali (mendengar dengan dua telinga) untuk bertindak satu kali secara benar, baik dan berhasil.” Mendengar di sini adalah “rahasia menyiasati keberhasilan kepemimpinan dengan cara bijak.” Karena itu, setiap Pemimpin yang “memimpin dengan mendengar dari hati yang bijak, yang adalah sebagai dasar bagi aksi yang berprestasi,” akan menyaksikan keberhasilan berpihak kepadanya. Selamat memimpin dengan mendengar!!!

Salam kepemimpinan
Agustus, 2016
Yakob Tomatala

mendengar
Comments (0)
Add Comment