REFLEKSI NATAL: NATAL UNTUK SEMUA [1]

Jangan takut, aku memberiktakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” Dan lagi,  “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” ( Lukas 2:10-14).

PENGANTAR

Natal dalam kaleder umum telah bersusia 2012 tahun lebih. Dalam perkembangannya, Natal telah  menjadi eksklusif Kristen, karena dianggap milik orang Kristen, yang dirayakan sebagai hari raya keagamaan. Dalam kaitan ini, Natal telah memasuki fase kristalisasi – institusionalisasi, yang menyebabkan orang mengaitkannya dengan kekristenan secara eksklusif. Tidaklah mengherankan bahwa orang memberinya “cap Kristen” yang disikapi dengan perbagai macam serta sikap, baik yang positif mau pun yang negatif terhadap Natal itu.

Dalam mensyukuti Natal tahun 2012 ini, kita dipanggil untuk mendasarkan perenungan kita di atas Injil menurut Lukas, Pasal 2 ayat 10-14; yang mendorong kita mempertanyakan ulang sikap terhadap Natal yang telah dirayakan selama ini; dengan bertanya, “apakah Natal itu hanyalah untuk kita (ekslusif),” ataukah “Natal itu adalah untuk semua (inklusif)?” Alkitab dengan tegas menjawab pertanyaan kita ini dengan ungkapan syair pujiaan Para Malaikat-Nya: “Jangan takut, aku memberiktakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” Dan lagi,  “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Menilik balik apa yang dikidungkan Malaikat dalam Natal pertama ini, apa sesungguhnya, berita apa yang sedang dikabarkan mereka kepada kita dan dunia sekarang ini tentang Natal itu? Paling tidak, kita dapat melihat bahwa para Malak menempatkan Natal sebagai inklusif bagi dunia, yaitu mereka yang diperkenankan Allah. Kini kita diundang untuk mencermati makna dari kebenaran Natal yang inklusif ini dari perspektif Injil menurut Lukas, yang dapat disingkapkan dalam dua sisi, antara lain:

  1. NATAL DIADAKAN TUHAN ALLAH BAGI KEMULIAAN NAMA-NYA.

     

  • Apa sesungguhnya rahasia Allah yang dinampakkan-NyA dalam Natal itu bagi kita dan seisi dunia?

 

  1. Dalam Natal, ada penegasan bahwa TUHAN Allah harus dimuliakan, karena Ia setia terhadap janji-Nya yang telah dipenuhi-Nya melalui putra Natal itu, yaitu TUHAN Yesus Kristus (Kejadian 3:15). Penegasan ini menunjuk kepada Allah sebagai yang menjanjikannya kepada semua umat manusia, sehingga Natal adalah janji Allah bagi semua, yang dipenuhi-Nya juga untuk semua (Yesya 9:5-6). dalam hal inilah, Natal adalah inklusif bagi semua. Dalam Natal, Allah mewujudkan janji-Nya dengan kehadiran Putra Natal, Sang Mesias, Yesus Kristus (Galatia 4:4), Juruselamat Dunia. Kehadiran Putra Natal ini adalah untuk semua, karena Allah menguntukkan-nya bagi semua, yaitu seisi dunia, yang fokusnya adalah kemualiaan bagi TUHAN (Roma 11:36).
  2. Natal adalah pemberian khusus dari TUHAN Allah kepada umat-Nya, sesuai dengan rencana kekal-Nya di dalam Yesus Kristus (Matius 1:21; efesus 1:4-14). Dengan demikian, Natal adalah Khusus, dan spesial dari Allah bagi kita.

 

IMPLIKASI:

 

  1. Natal adalah inklusif yang menunjukkan bahwa Allah itu mahasetia, Ia telah memenuhi janji-Nya dalam Natal bagi  seisi dunia, sehingga Ia patut dipermuliakan (Roma 11:36).
  2. Natal adalah spesifik yang membuktikan bahwa Allah yang mahasetia mewujudkan janji-Nya dengan kehadiran Yesus Kristus, yang menggenapkan Perjanjian Berkat TUHAN Allah bagi dunia (Galatia 4:4-6) yang hanya dialami oleh orang pilihan-Nya (Lukas 2:14).

 

 

  1. NATAL DIBUMIKAN TUHAN ALLAH UNTUK MEMBAWA SEJAHTERA BAGI MANUSIA.

 

  • Natal merujuk kepada kenyataan bahwa Allah melalui Putra Natal itu berkuasa membumikan sejahtera-Nya kepada dunia secara utuh. Alasan untuk kebenaran ini adalah sebagai berikut:
  1. Natal menunjukkan bahwa Allah adalah sumber damai sejahtera (shalom) yang sejati, yang diuntukkan-Nya bagi isi dunia (Yesaya 32:1-2, 17; 33:15-16; Yohanes 3:16) yagn diuntukkan bagi semua.
  2. Natal membuktikan bahwa Allah adalah sumber damai sejahtera itu berkuasa membumikannya kepada manusia sebagai pemberian anugerah yang khusus (Yohanes 14:27).
  3. Natal menegaskan bahwa Allah Sang Pemilik damai sejahtera itu mengaruniakannya kepada mereka yang ditentukan-Nya dari semula untuk memikmatinya (I Yohanes 4:7-10; Yohanes 10:28-29; Efesus 1:4-14; 2:8-10).
  4. Natal memastikan bahwa damai sejahtera Allah dapat dinikmati kini, di sini, dan di mana saja oleh siapa saja yang diperkenankan-Nya (Yesaya 32:17; Yohanes 14:6), dimana dengan memiliki-Nya, mereka dapat berbagi  shalom itu (Lukas 2:15-20; Matius 5:9) .

 

IMPLIKASI

 

  1. Sebagai Sumber damai sejahtera, Allah menyediakannya untuk semua manusia.
  2. Sebagai Sumber damai sejahtera, Allah menjamin bahwa Ia apat mengaruniakan kepada semua mereka yang dikehendaki-Nya.
  3. Sebagai Pemberi damai sejahtera, Allah mengaruniakannya untuk semua yang ditentukan-Nya, sesuai kebaikan-Nya, sebagai pemberian khusus dari pada-Nya.
  4. Sebagai Pemberi damai sejahtera, TUHAN Allah memastikan bahwa “damai sejahtera” itu dapat dinikmati oleh semua, kini di sini, hari ini, khususnya mereka yang diperkenankan-Nya.

 

 

KESIMPULAN

 

  1. Natal merujuk bukti bahwa TUHAN Allah Mahasetia, yang memenuhi janji-Nya bagi umat manusia dari segala bangsa, karena itu Natal adalah inklusif bagi semua isi dunia, yang olehnya Ia harus dimuliakan (Kejadian 3:15; Galatia 4:4; Yohanes 3:16).
  2. Natal menegaskan bukti bahwa Allah yang mahasetia itu oleh kedaulatan-Nya memilih memperkenankan kita untuk menikmati damai sejahtera-Nya secara khusus, dengan menerima berkat khusus, yaitu kesukaan besar (great salvation) melalui Yesus Kristus , Mesias (Al-masih) Juruselamat dunia (Lukas 4:18-19) kepada mereka yagn diperkenenkan-Nya (Yohanes 3:27; Lukas 2:14).
  • Apakah Anda adalah bagian dari mereka yang memaknai dan menikmati Natal secara pribadi dan komunitas? Apakah arti Natal bagi orang lain di sekitar Anda? Bila Anda dapat memaknakannya dan berbagi, terimalah ucapan selamat dari saya atas rahasia pemberian Allah bagi Anda yang telah Anda terima. Jadikan natal inklusif bagi semua. Selamat Natal, Tuhan memberkati. Amin.

 

Pelayan Firman,

Pdt. Dr. Yakob Tomatala

 



[1] Khotbah ini pernah disampaikan kepada Kelompok Kristen Oikumene di PT Incocement, Tarjun Kalsel, pada tanggal 16 Desember 2006.

Comments (0)
Add Comment