PEMIMPIN BIJAK, MEMIMPIN DENGAN GEMBIRA

Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berja-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yag harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira,” (Ibrani 13:17).

PENGANTAR

Pemimpin yang bijaksana harus memimpin dengan gembira. Memimpin dengan gembira adalah kualitas kepemimpinan yang memiliki nilai tambah yang positif. Dalam upaya menolong untuk melaksanakan kepemimpinan dengan gembira, kita perlu bertanya, “Apa sesungguhnya makna memimpin dengan gembira ini?” Pola dan gaya kepemimpinan macam apa pula ini? Apakah pemimpin harus selalu menyikapi kepemimpinannya dengan sikap gembira? Kemanfaatan apa yang akan diperoleh melalui memimpin dengan gembira ini? Bagaimana seorang pemimpin dapat memimpin dengan gembira? Bagaimana pula memimpin dengan gembira itu dapat dilaksanakan? Menjawab semua pertanyaan di atas, marilah kita memaknakan bagaimana kita dapat memimpin dengan gembira itu:

1.      GEMBIRA ITU SEHAT. Memimpin dengan gembira dibangun di atas “sikap hati” yang gembira. Sikap hati gembira adalah sikap hati yang sehat. Firman Allah mengatakan, “Hati yang gembira adalah obat” (Amsal 17:22). Sesungguhnya menurut Firman Allah, memimpin dengan gembira itu sehat dan meringankan beban. Memimpin dengan gembira diawali dengan mendahulukan “sikap proaktif” dan menghindari “sikap reaktif.” Sikap proaktif dibangun diatas pikiran sehat dan jernih yang selalu berupaya menggunakan akalnya untuk mencari makna dibalik kata, sikap maupun tindakan orang lain. Sedangkan sikap reaktif muncul dari jiwa, roh dan hati yang kerdil yang akan selalu merasa tersinggung dengan kata, sikap dan tindakan orang, yang bermaksud baik sekalipun. Pemimpin hanya dapat memimpin dengan gembira apabila ia menetapkan untuk gembira, bersikap gembira, bergaya gembira, berkata gembira, dan bertindak gembira, apa pun kata, sikap dan tindakan orang dalam situasi apa saja. Dale Carnegie mengatakan, “Jika kamu ingin hidup bahagia, maka bahagialah.”[1] Kalau begitu, kita dapat mengatakan, “Jika kamu ingin hidup gembira, bergembiralah.” Buktinya, “Anda dapat memimpin dengan gembira, karena hati Anda gembira, dan Anda bergembira dalam kepemimpinan dengan menjadikan situasi menyenangkan dan menggembirakan semua orang yang dipimpin”

2.      GEMBIRA ITU SEMANGAT YANG MENGUNTUNGKAN. Kegembiraan menyatakan adanya semangat hidup yang positif. Adalah sangat tidak mungkin bergembira yang sejati, bila hati tidak bergembira. Hati yang gembira dibangun di atas kesadaran bahwa kegembiraan sejati itu datang dari TUHAN, dimana Firman Allah mengatakan: “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri” (Amsal 15:13). Hati yang gembira tercermin dari wajah yang berseri, dan wajah yang berseri menandakan adanya semangat hidup positif. Dan, semangat hidup positif akan menularkan semangat hidup positif kepada orang lain yang ada disekeliling kita, sehingga pemimpin yang memimpin dengan gembira lebih membawa keuntungan. Dapat dikatakan di sini bahwa pemimpin yang memimpin dengan gembira akan memberikan semangat yang positif kepada orang-orang yang dipimpinnya, dimana mereka akan merasa beruntung dibawah kepemimpinannya. Rasa beruntung seperti ini akan meneguhkan kepemimpinan, sehingga semua komponen orang akan bergerak proaktif yang akan mewujudkan sinergi kerja yang membawa keuntungan bagi semua pihak.

3.      GEMBIRA ITU SELEBRASI YANG MENYENANGKAN. Gembira dan kegembiraan adalah situasi yang menggambarkan adanya kesenangan, “celebrations.” Hal ini dibenarkan oleh Firman Allah yang menegaskan: “Orang yang gembira hatinya selalu berpesta” (Amsal 15:15). Kalau begitu dapat dikatakan bahwa hati yang gembira membuat orang selalu merasa senang, dan kesenangan menjadikan semua situasi bagaikan “pesta perayaan.” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa memimpin dengan gembira adalah “menyuguhkan situasi pesta” dalam kepemimpinan yang olehnya semua orang disemangati untuk terlibat “proaktif dalam proses kepemimpinan.” Pada sisi lain, gembira sesungguhnya menyediakan “kemampuan untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan.” Firman Allah menandaskan: “Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan” (Amsal 16:23-24). Dengan demikian, pemimpin hanya dapat memimpin dengan gembira apabila “hatinya gembira.” Dan hati yang gembira meneguhkan kata-kata bijak yang menyenangkan hati orang lain, sehingga ada kekuatan yang dapat meyakinkan orang yang mendengarnya.

REFLEKSI:

Telah diuraikan di atas tentang prinsip memimpin dengan gembira, cara Alkitab. Dengan demikian, pemimpin dapat mewujudkan kepemimpinannya dengan gembira, melalui penerapan  pola dan gaya kepemimpinan berikut:

Pertama, Pemimpin dapat memimpin dengan gembira, melalui mematutkan gaya, pola serta sikap proaktif yang dibangun dari “hati yang gembira.” Pola dan gaya kepemimpinan seperti ini dapat disebut “leading by smiling” yang muncul dari hati yang gembira itu. Berlandaskan pola dan gaya leading by smiling ini, pemimpin menyiapkan situasi kondusif dan mengimpartasi sikap proaktif, sehingga semua komponen memiliki hati, pikiran, sikap dan kebiasaan yang positif yang memberikan andil serta kontribusi kepada terwujudnya kepemimpinan berkualitas dengan adanya hubungan-hubungan yang sehat antara pemimpin dan para bawahannya.

Kedua, Pemimpin dapat menerapkan pola dan gaya memimpin dengan gembira melalui hati yang gembira yang nampak dalam sifat dan cara gembira yang mempengaruhi pola serta gaya kepemimpinan. Pola dan gaya kepemimpinan seperti ini dapat disebut “leading by feasting.” Leading by feasting ini diwujudkan melalui pola dan gaya mempertahankan serta mengembangkan sikap gembira, yang menyemangati semua komponen manusia dalam kepemimpinan. Leading by feasting juga merupakan pola dan gaya terbaik, yang ditandai oleh adanya kebiasaan menghargai, menikmati dan menyikapi kepemimpinan sebagai proses yang menyenangkan, yang memberikan tempat bagi paritisipasi semua kompenen manusia, yang melakukan tugasnya dengan penuh semangat.

Ketiga, Pemimpin dapat membuktikan kualitas kepemimpinannya dengan menggunakan pola dan gaya “leading by celebrating.” Pola dan gaya  leading by celebrating ini membangun sikap proaktif, yang olehnya semua kompenen manusia dapat bersinergi dengan gembira dalam kepemimpinan. Bersinergi dengan gembira dalam kepemimpinan memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan upaya memimpin, dimana akan ada keterlibatan dan peran proaktif semua kompenen SDM dalam kepemimpinan, karena masing-masing menyadari bahwa ia adalah pribadi yang memiliki bagian dalam kepemimpinan, yang harus disabut dan dilaksanakan dengan gembira. Adalah jelas, bahwa pola dan gaya kepemimpinan seperti ini akan membangun hubungan positif yang responsif, sehingga kepemimpinan pasti berjalan secara efektif, efisien dan sehat, yang mambawa hasil berkualitas yang semakin besar, karena semua orang smiling, feasting dan ceberating dalam proses kepemimpinan.[2]

Selamat membuktikan pola dan gaya memimpin dengan gembira cara Alkitab, demi keberhasilan bersama, sekarang dan di masa yang akan datang!!!

Jakarta, januari 2011

Dr. Yakob Tomatala


[1] Lihat Buku Ubah Slogan Jadi Tindakan, karya sulaiman Budiman., PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta., 2010.

[2] Perlu ditegaskan bahwa di sin tidak ada kamus santai dalam pola dan gaya kepemimpinan”memimpin dengan gembira” ini, karena didalamnya ada landasan etika dan moral yang benar, baik dan kuat, yang akan meneguhkan pemimpin dan orang yang dipimpin menjadi manusia berkualitas..

MEMIMPIN DENGAN GEMBIRAPEMIMPIN BIJAK
Comments (1)
Add Comment
  • Pdt. Bambang Ananto

    Bagaimana menurut bapak tanggapan dan akibatnya jika justru pemimpin yang menjilat-jilat, menjilat orang berkedudukan di pemerintah, pengusaha atau jemaat yang kaya. Terimakasih Gbu.
    Maaf sebelumnya, mohon di email saja.