“Terang yang sesunguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia” (Yohanes 1:9).
PENGANTAR
Natal 2010 kita syukuri dalam kondisi dunia yang semakin gelap karena berbagai kemelut, mulai dari bencana alam beruntun, pertikaian antar strata dan kelompok masyarakat, persoalan rumah tangga sampai pada kerumitan hidup setiap individu.
Kenyataan “gelap” ini dapat dianalogikan dengan melihat pengalaman umat TUHAN pada zaman Yesaya, dimana mereka asedang berada dalam kondisi sangat terjepit oleh tekanan musuh-musuh mereka. Kondisi “gelap” ini disebabkan oleh setidak-tidaknya dua faktor: Pertama, secara eksternal, ada persaingan antar bangsa, dimana satu bangsa akan berupaya mengungguli yang lainnya, dalam hal ini ada upaya untuk menaklukkan bangsa-bangsa lainnya.
Kedua, secara internal, umat Allah ternyata meninggalkan TUHAN-Nya, mereka berubah setia kepada-Nya, sehingga TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan musuh-musuh mereka (Ulangan 28:15-68). Dalam kondisi seperti ini, tidak ada apa pun yang dapat diandalkan, sehingga Yeremia berucap, TUHAN berkata: “Apabila orang meninggalkan Aku, TUHAN-nya, dan berharap kepada manusia serta bersandar kepada kekuatannya, maka Aku akan menghukum dia. Ia seperti tanaman yang tumbuh di padang, di tanah tandus, sunyi sepih dan bergaram, tak pernah ia mengalami kebaikan” (Yeremia 17:5-6 BIS). Namun dalam hubungan intrinsik Natal, berlandaskan kasih dan setia TUHAN Allah yang kekal, IA bersabda, “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. …. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan nama-Nya disebut orang Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa Yang Kelal, Raja Damai. Besar kekuasaan-Nya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas tahta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (Yesaya 9:1, 5-6).
Kebenaran ini memberikan cercahan harapan bahwa dalam kemelut sehebat apa pun, TUHAN akan menerangi kehidupan umat-Nya, dan menjadikan mereka teguh serta dapat berperan sebagai alat penerang-Nya bagi dunia yang tidak berpengharapan karena “Terang yang sesunguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia” (Yohanes 1:9). Dalam kaitan itu Allah bersabda: “Terlalu sedikit bagimu hanya menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yesaya 49:6). Menyimak kebenaran yang menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Putra Natal yang telah dijanjikan TUHAN (Yesaya 9:5-6; Matius 1:21), dan kebenaran seputar kehidupan umat Allah, maka kita bertanya, “apa sesungguhnya yang dimaksudkan-Nya bagi kita dalam berita Natal dari Firman-Nya ini?”
I. NATAL ADALAH KUASA TRASFORMASI MENJADI ALAT PEMBEBASAN INTERNAL
- Apa sesungguhnya makna dari pernyataan bahwa Natal adalah kuasa trasformasi menjadi alat pembebasan internal ini?
A. Natal menjelaskan bahwa Putra Natal, Yesus Kristus adalah Juruselamat yang oleh kuasanya IA mentransformasi hidup, meneguhkan status dan peran umat-Nya untuk menjadi alat pembangunan secara internal (Matius 1:21). Kebenaran ini menegaskan bahwa di dalam Putra Natal yang adalah Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa Yang Kelal, Raja Damai itu TUHAN Allah membawa perubahan yang menjadikan manusia berdosa sebagai hamba-Nya (Kisah para Rasul 4:12), yang memiliki status sebagai umat Allah dan berperan sebagai alat pembangunan internal untuk meneguhkan kehidupan umat-Nya. Alasan kuat untuk ini adalah bahwa TUHAN telah menetapkan kita menjadi umat-Nya, yang di dalamnya ada status sebagai hamba-Nya, yaitu status Umat Perjanjian untuk menikmati segala janji berkat Allah yang telah dijanjikan kepada umat-Nya (Kejadian 12:1-3; Galatia 3:29; Ulangan 28:1-14).
B. Natal mengharuskan adanya sikap mengambil tanggung jawab untuk membangun diri dan sesama. Dalam hubungan ini, mereka yang telah mengalami pembebasan oleh Putra Natal itu memiliki kuasa serta tanggung jawab yang terkait di dalam panggilannya untuk mempersatukan dan meneguhkan kehidupan umat-Nya, yaitu “menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara” agar terpelihara, menjadi teguh serta tegar menghadapi kenyataan hidup yang merong-rong kehidupan serta persatuan umat TUHAN.
Implikasi:
1. Natal menegaskan bahwa setiap orang Kristen harus membenahi dan mematutkan keyakinan dan sikapnya bahwa di dalam Kristus, mereka adalah manusia baru (II Korintus 5:17) yang telah mengalami transformasi kehidupan, dari manusia berdosa menjadi umat kesayangan TUHAN Allah (Kolose 3:5-11), yang meiliki jaminan Perjanjian Berkat TUHAN.
2. Natal menegaskan bahwa mereka yang telah dibebaskan TUHAN Allah menjadi milik-Nya terikat kepada peran untuk membangun sesama, sehingga kehidupan Umat TUHAN menjadi teguh menghadapi kenyataan hidup yang sulit sekali pun (Galatia 6:1-10). Dengan status sebagai umat Allah, melekat peran untuk menikmati dan menjadi alat shalom secara internal, untuk membangun diri menjadi umat keberkatan di dalam TUHAN.
II. NATAL MEMILIKI KUASA REVITALISASI MENJADI ALAT EKSPANSI EKSTERNAL MEMBAWA SEJAHTERA BAGI BANGSA-BANGSA
- Apa sesungguhnya makna dari kebenaran bahwa Natal memiliki kuasa revitalisasi menjadi alat ekspansi eksternal ini?
A. Natal menegaskan adanya tindakan TUHAN Allah yang meneguhkan kehidupan Umat-Nya, sehingga mereka mejadi alat penerang, menyinari kegelapan. TUHAN Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia” (Matius 5:14a), yang berhubungan dengan sabda TUHAN Allah yang menegaskan: “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa” yang menunjuk kepada kehendak Allah bagi Umat-Nya. Kehendak Alla ini ialah yaitu bahwa IA akan meneguhkan mereka menjadi alat penerang, untuk menerangi kehidupan bangsa-bangsa yang berada di dalam kegelapan.
B. Natal memastikan bahwa umat Allah yang telah dijadikan-Nya menjadi terang harus berperan aktif menjadi penerang bagi bangsa-bangsa, guna memenuhi maksud-Nya yang kekal. Maksud TUHAN Allah yang kekal adalah agar shalom dari pada-Nya menggapai seluruh penjuru dunia., yaitu “supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Kebenaran ini menegaskan bahwa tujuan Natal dari Allah itu bersifat inklusif, yaitu untuk memberkati bangsa-bangsa dengan keselamatan sempurna dari pada-Nya. Keselamatan dari pada TUHAN Allah ini adalah jaminan bahwa terang akan menerangi kegelapan, sehingga kondisi yang semenggenas apa pun akan sirna dengan hadirnya terang TUHAN yang dinyatakan oleh hidup dan peran serta Umat-Nya.
Implikasi:
1. Natal memastikan bahwa umat TUHAN telah diteguhkan-Nya, sehingga mereka dapat menjadi alat penerang, guna memberkati bangsa-bangsa.
2. Natal meneguhkan bahwa umat TUHAN adalah alat penerang yang dipakai-Nya, sehingga shalom-Nya dapat dinikmati oleh bangsa-bangsa.
KESIMPULAN
Kebenaran tentang Natal menegaskan bahwa kondisi segelap apa pun, entahkah itu menyangkut petaka alam, kemelut sosial, persoalan rumah tangga dan kegalauan pribadi, semuanya akan berahkir pada TUHAN, karena Putra Natal itu adalah Penyelamat sempurna yang akan membawa pembaruan dan harapan di tengah kondisi tidak berpengharapan (Roma 5:1-11). Kuasa kehadiran-Nya dalam kehidupan umat Allah akan menerangi dan membawa transformasi internal, serta merevitalisasi untuk menjadi alat ekspansi eksternal membawa terang bagi bangsa-bangsa. Menyimak semua ini, ada beberapa penekanan yang harus ditegaskan, yaitu antara lain:
A. Natal adalah penyataan kasih Allah yang membebaskan dari dosa dan maut, membawa transformasi kehidupan (II Korintus 5:17), sehingga umat kesayangan-Nya menjadi teguh dan mampu memerankan status sebagai alat pembangunan internal, yang mengokohkan kehidupan umat Allah sehingga mereka bersatu teguh dan menjadi berkat bagi sesama.
B. Natal memastikan bahwa umat Allah yang telah diteguhkan TUHAN, direvitalisasikan-Nya menjadi alat penerang sehingga mereka dapat menjadi pembawa berkat shalom, membawa “keselamatan” kepada bangsa-bangsa. Karena Firman TUHAN menegaskan “… keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam DIA, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatan” (Kisah Para Rasul 4:12). Kebenaran ini menjadi pasti, sebab Natal memastikan bahwa Anak laki-laki itu akan dinamakan Yesus, “karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Dengan pembebasan total oleh Putra Natal ini, Umat Allah dapat menjadi alat pembebasan bagi dunia yang gelap, sehingga “Terang yang sesunguhnya yang menerangi semua manusia menjadi nyata, kini, di sini, sekarang ini, dengan menjawab tantangan kegelapan yang merambah dunia.”
Dengan demikian Natal memberikan jaminan bahwa apa pun kondisi kehidupan umat TUHAN di tengah dunia yang bergejolak sekali pun, mereka akan diteguhkan-Nya untuk saling meneguhkan serta siap menjadi alat berkat dari TUHAN Allah kepada dunia yang gelap di mana mereka berada.
Selamat menjadi berkat, selamat membawa shalom yang kekal dari TUHAN Allah kepada gereja dan bangsa-bangsa. Selamat menjadi alat penerang TUHAN. Selamat Natal!! TUHAN memberkati. Amin.
Pelayan Firman,
Pdt. Dr. Yakob Tomatala.