“….. mulai dari sekarang, apa pun juga yang mereka rencanakan tidak ada yang tidak dapat terlaksana” (Kejadian 11:6c).
PENGANTAR
Telah ditegaskan sebelumnya bahwa tatkala pemimpin memimpin, maka ia melaksanakan kepemimpinan dengan memasuki kawasan manajemen. Dan lagi, telah ditegaskan bahwa pemimpin yang memimpin perlu mengawali dengan memanejemeni diri-nya. Pemimpin yang memanajemeni diri-nya berarti ia mengelola serta mencitrakan perilaku (behavior) dan pola (style) kepemimpinannya sebagai landasan untuk menjalankan kepemimpinannya (influencing). Selanjutnya, pemimpin dalam menjalankan upaya memimpin (leading attempt) atau bekerja dengan memimpin seperti ini, harus mewujudkannya melalui pengelolaan sumber-sumber kepemimpinan. Dalam kaitan ini, pemimpin yang melaksanakan tugas menajerial berdasarkan manajemen prima yang telah diterangkan sebelumnya, mengharuskannya untuk menyadari bahwa di dalamnya ada lima (5) matra manajerial, tiga (3) posisi peran manajemen dan delapan (8) aspek sumber-sumber yang perlu dimanajemeni, dengan membangunnya bertulang punggungkan satu (1) orientasi, serta empat (4) langkah siklus implementasi manajemen dalam kepemimpinan yang harus diterapkannya secara strategis dan taktis. Sebagai upaya untuk melajutkan diskusi seputar pemimpin yang memimpin dengan memanejemeni ini, maka pokok percakapan yang akan dibentangkan adalah “mengelola sumber-sumber” dalam kepemimpinan. Selamat mengembara bersama!
1. PERAN MANAJERIAL PEMIMPIN. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa secara substantif, pemimpin yang memimpin sedang memasuki kawasan manajemen yang menyentuh lima matra atau unsur manajerial yaitu: koordinasi, perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi. Di samping itu, pemimpin juga menyentuh pengelolaan tiga peran manajerial yaitu Peran Manajer Teknokrat (Technocrat Manager), Peran Manajer Pendukung (Supporting Manager), dan Peran Manajer Lini Tugas (Middle Line Manager) dalam kepemimpinannya. Mengaitkan hal yang telah di singgung di depan dengan peran pemimpin dalam memanejemeni, dapat dikatakan bahwa pemimpin haruslah meneguhkan diri dengan kemampuan manajemen, karena unsur serta peran manajerial inilah yang akan disentuh dalam sepanjang upaya memimpin dalam proses kepemimpinannya. Unsur manajemen yang disinggung di depan haruslah diperhatikan dan diterapkan pemimpin dalam sepanjang upaya memimpinnya. Upaya memimpin ini dilakukan dengan melibatkan para manajer teknokrat, manajer pendukung dan manajer lini tengah, dimana keandalan pemimpin akan terlihat sejauh mana ia dapat “bekerja sama” (bersinergi) dan “bekerja melalui” (bergerak simultan) melalui para manajernya yang akan menyentuh aspek administratif dan operasional (para bawahan yang berhubungan kerja langsung). Di sini dapat dikatakan bahwa pemimpin terbukti memimpin (influencing) dengan benar (efektif – doing the right thing), baik (efisien – doing the right thing rightly) dan sehat (hubungan kondusif yang responsif – responsive condusive relationship) yang terlaksana optimal serta produktif menghasilkan (sukses) apabila ia dapat melaksanakan peran manajerialnya secara tepat. Pelaksanaan peran manajerial yang tepat ini didukung oleh perencanaan strategis serta gerakan strategis-taktis yang dilakonkan pemimpin dalam menjalan-terapkan kepemimpinannya, yang akan membuktikan bahwa ia unggul dalam percaturan.
2. MENGELOLA DELAPAN SUMBER MANAJERIAL. Pemimpin yang memimpin secara efektif, efisien dan sehat harus membuktikannya dengan kemampuannya memanejemeni sumber-sumber dalam kepemimpinannya. Hal pertama yang dilakukan pemimpin yang memanajemeni sumber-sumber di sini ialah bahwa ia perlu mengawali dengan mengelola hubungan kemanusiaan melalui “pemenuhan kebutuhan, mempengaruhi secara terencana, dan berkomunikasi, dalam melaksanakan tugas berdasarkan perencanaan strategis membawa organisasi memasuki masa depan yang sukses. Memanejemeni hubungan kemanusiaan di sini berarti mewujudkan kerja sama (synergy) melalui penggunaan semua sumber pendukung dalam praksis memimpin. Hal kedua yang mengikuti upaya memimpin dengan melaksanakan peran manajerial di atas ialah pemimpin melaksanakan pengelolaan delapan aspek sumber atau 8 M. 8M itu adalah antara lain: Men (manusia), Machine (teknologi), Material (materi atau bahan-bahan), Money (uang), Market (pasar), Methods (metode-metode), Moment (waktu), dan Management systems (sistem manajemen) yang dikelola untuk menggerakkan kepemimpinan secara simultan (simultaneous actions). Pengelolaan 8M ini menuntut kecakapan sosial dan teknis yang harus ada pada pemimpin yang membuktikan bahwa ia kapabel dalam memimpin. Kapabilitas pemimpin dengan sendirinya akan teruji melalui pengelolaan sumber-sumber dalam kepemimpinan yang menjelaskan tingkat efektifitas, efisiensi dan kesehatan pengelolaan kepemimpinannya. Bukti bahwa pemimpin mengelola semua sember secara tepat ialah kepemimpinannya bergerak sinergis dan simultan mencapai sukses.
3. MEMBANGUN PRIORITAS MENAJEMEN MELAKSANAKAN UPAYA MEMIMPIN YANG SUKSES. Mencermati sifat dari sumber-sumber manajemen yang telah disinggung di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa pemimpin haruslah menegaskan orintasi manajerial yang dikehendakinya (Lihat uraian Manajemen Prima antara lain: TQM), yang di atasnya dibangun sistem manajemen (Management system) bagi organisinya. Sistem manajemen ini mewadahkan dan menggerakkan komunikasi (communication) serta penempatan (penugasan) orang yang tepat (Men) dan mengelola kepemimpinannya dengan menggunakan teknologi (Machine), materi (Material), uang (Money), waktu (Moment), dengan metode atau cara (Methods) yang tepat untuk memenangkan persaingan pasar (Market) melalui kepemimpinannya. Dalam hubungan ini, pemimpinlah yang bertanggung jawab menetapkan prioritas manajemen serta tindakan yang harus diambilnya dalam melaksanakan upaya memimpin secara berkualitas. Selanjutnya dalam penerapan pelaksanaan upaya memimpin (leading attempt), pemimpin menggunakan empat siklus manajemen yang harus dipastikan yaitu Plan, Do, Check, Action (PDCA) atau menerapkan pendekatan Balance Business Performance (BBP): Finance – (F); Internal Processes – (IP); Continous Improvement – Learning and Growth – (CILG); dan Customer Satisfaction – (CS) yang dimanajemeni dari empat sisi yaitu Aim (A); Standard Achievement (SA); Objective (OB); Action (AC), yang diterapkan dalam sepanjang proses kepemimpinan. Dalam melaksanakan upaya memimpin (leading/ actuating) inilah pemimpin menggunakan siklus manajerial di depan ini yang bertujuan untuk memastikan dinamika performansi berkualitas yang terlaksana secara bersinambung. Performansi berkualitas ini terbukti menuntun kepada sukses kepemimpinan, yang membawa keuntungan bagi diri, orang-orangnya dan organisasi serta lingkungan di mana kepemimpinnya berkiprah.
RENUNGAN
Pemimpin yang memimpin dan membawa keberhasilan dalam kepemimpinannya menjelaskan bahwa ia andal dan piawai dalam melaksanaakan peran manajerialnya. Kepiawaian ini harus dibuktikan pemimpin melalui keandalannya mengelola semua sumber dalam kepemimpinannya untuk menjalankan upaya memimpin secara benar, baik dan sehat. Karena itu, pemimpin harus mengawalinya dengan menentukan prioritas manajemen, yang olehnya ia dapat melaksanakan upaya memimpin secara tepat yang membawa organisasinya kepada kesuksesan yang pasti. Selamat berupaya, selamat mencoba, selamat membuktikan diri sebagai pemimpin andal.
Jakarta, November 2010
Dr. Yakob Tomatala
Luar biasa pak saya sangat diberkati. trima kasih pak. Tuhan memberkati
Shalom
Terimakasih Yabes. Doa saya kiranya artikel dalam web ini bermanfaat meneguhkan generasi muda menjadi “pemimpin masa depan” yang kompetitif di pasar dunia dan menjadi berkat bagi sesama. Selamat Natal 2010 dan Selamat tahun Baru 2011.
Salam doa,
Bp. Yakob tomatala