“Yang mau hidup harus mati, yang tidak kalah tidak akan menang. Lebih dahulu merasakan hati yang hancur, barulah batin merasa senang”
(“Yang mau hidop harus mati, yang seng kalah, seng manang. Dolo rasa picah hati, baru batin pun sanang”)
Kutipan yang diingat dari: Mazmur dan Tahlil
Anda harus mati untuk hidup
“Pemimpin sejati adalah pemimpin pemberi hidup, karena itu, ia harus hidup untuk dapat memberi hidup”
Kalau ia memberi hidup, ia akan disalah-mengerti dan dituduh mencari muka, mencari nama
Bagaimanapun juga, ia harus tetap memberikan hidup untuk memberi hidup
Karena kalau tidak, ia akan terjebak kepada mencari hidup
“Kalau Anda berupaya untuk hidup, Anda pasti akan dianggap serakah, cari kekayaan, cari kedudukan”
Apapun anggapan orang, Anda harus tetap berupaya untuk hidup, karena Anda harus menghidupkan yang memerlukan bantuan Anda
“Kalau Anda berjuang untuk hidup, Anda akan dihadapkan kepada tantangan yang mematikan”
Orang akan berkata, mampuslah kau
Sekalipun demikian, Anda harus tetap berjuang
“Seandainya Anda tutup mulut dan terus berjuang, Anda akan terlihat kalah, mati”
Anda akan dipojokkan dimana Anda akan mendengar teriak kemenangan yang
mencemooh, Anda dihancurkan
Walaupun begitu, Anda harus tetap tutup mulut dan belajar untuk bertelinga tebal, sebab Anda sudah mati
“Kalau Anda sudah mati, Anda tidak akan merasakan apa-apa lagi”
Orang tidak akan merasa terusik dengan orang yang sudah mati
Karena Anda sudah mati, maka Anda tidak mengusik siapa-siapa, Anda telah siap untuk memberikan kehidupan yang berarti
“Seandainya Anda sudah mati, Anda tidak memiliki apa-apa lagi untuk diri Anda sendiri”
Bisa saja orang mengabaikan Anda yang dianggap sudah mati
Oleh sebab Anda sudah mati, maka Anda harus terus mati, supaya orang lain bisa hidup karena kematian Anda
“Karena Anda sudah mati, Anda tidak akan terganggu dan tidak mengganggu”
Orang akan melupakan Anda, karena Anda sudah mati dan tidak menjadi ancaman
Sekarang, Anda siap memberikan kehidupan, dan Anda pasti dikenang 1000 tahun.
Anda harus hancur untuk menang
“Kalau Anda sudah mati, maka Anda sudah hancur”
Orang akan melihat bahwa Anda tidak ada apa-apanya, karena Anda memang lebur
Kalau Anda sudah hancur lebur, teruslah menghancur supaya Anda bisa menyatu dengan tanah
“Kehancuran yang menyebabkan Anda menyatu dengan tanah membuat Anda siap menjadi tanah yang subur bagi kehidupan yang lainnya”
Sewaktu Anda menjadi tanah, Anda pasti dipijak orang
Sekarang walaupun Anda dipijak, Anda memang tanah yang harus dipijak, teruslah memberikan peluang agar yang lain bisa tumbuh
“Hati Anda sekarang turut hancur dengan kehancuran Anda, Anda sedang dipijak”
Dengan kehancuran hati Anda, orang akan berkata, Anda benar-benar telah tiada
Karena Anda benar-benar telah tiada, maka keberadaan Anda tidak menjadi ancaman bagi siapapun, Anda hanya tanah untuk ditanami, yang akan menyebabkan yang lain bisa hidup
“Dengan hati yang hancur itulah Anda harus memberikan kehidupan”
Anda akan diolok, apa sih yang dapat diberikannya lagi
Sekalipun demikian, Anda harus memakai hati yang hancur untuk memberikan yang terbaik, Anda tidak mencari apa-apa, karena Anda memberikan semua, yaitu diri Anda
“Anda memberikan kehidupan karena Anda mengasihi, memberikan diri, dan tempat yang layak bagi orang lain”
Kalau Anda berbuat seperti ini, Anda akan digugat dengan nista karena dianggap mencari pendukung
Andaipun begitu, Anda harus terus mengasihi, karena kasih memang tidak berkesudahan
“Sewaktu Anda memakai hati untuk mengasihi dan memberikan kehidupan bagi semua, maka kehidupan yang Anda beri adalah kebaikan yang menghidupkan untuk 1000 tahun”
Orang tidak dapat melihat sehingga mereka tidak mampu melihat dan terus berolok
Tetapi, karena Anda memakai hati yang mengasihi untuk memberikan kehidupan, maka Anda telah memberikan yang terbaik yang pernah diberikan oleh anak manusia, Anda sekarang hidup dalam hati jutaan orang, teruslah berbuat baik.
Anda akan menang dengan kematian dan kehancuran
“Menang karena kematian, menang dengan hati yang hancur membuat Anda tidak akan merasa menang”
Bisa saja orang terus berolok, tidak ada yang dicapainya
Kalau sudah begini, Anda harus terus mati dan pecah hati, sehingga Anda terus menang tanpa memperoleh penghargaan sekalipun
“Menang karena kematian, menang dengan hati yang hancur membuat Anda menang dengan tidak menghancurkan siapapun”
Orang bisa saja menyeletuk, kemenangan macam apa ini …
Bila sudah begini, Anda harus terus mati dan pecah hati, karena selain Anda tidak mengancurkan, Anda juga tidak kehilangan apapun, Anda tidak bisa dikalahkan lagi
“Kemenangan sejati adalah kemenangan yang tidak dapat dikalahkan lagi”
Orang bisa berolok, ia sudah mati dan kalah, tidak ada yang berarti padanya
Anda harus terus maju, karena sesungguhnya Anda adalah pemenang pertempuran, dan memenangkan peperangan
Ini adalah kemenangan sejati
“Kemenangan sejati adalah kemenangan tanpa senjata, kemenangan yang memenangkan semua”
Sesungguhnya tidak banyak orang yang mengerti, bahwa Anda adalah pemenang, karena itu mereka terus memandang enteng
Kalaupun Anda dianggap enteng, teruslah memberikan kehidupan yang dari kematian, yang dari hati yang hancur, karena sesungguhnya Anda pemberi hidup sejati
“Kemenangan sejati adalah kemenangan yang memberikan semua, menghidupkan semua”
Anda tidak akan merasa puas sekarang, karena Anda akan terus dipojokkan
Sekalipun Anda terus dipojokkan, teruslah memberi hidup, karena kemenangan Anda ialah bahwa Anda memberi hidup sejati bagi banyak orang, untuk 1000 generasi.
Selamat, Anda sudah mati dan pecah hati, sebagai pemenang sejati, pemberi kehidupan yang berarti.
Jakarta, 5 Februari 2008.[1]
Salam dari yang Pecah Hati, yang sudah mati karena kasih, untuk memberikan kebaikan bagi – mu.
Dr. Yakob Tomatala
[1] Lihat buku: My Lifeway, karya Dr. Yakob Tomatala