“Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan ” (Amsal 16:23).
Kematangan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan. Mengawali semua ini, kita perlu bertanya, apa sesungguhnya arti dari kematangan kepemimpinan seorang pemimpin itu. Kematangan dapat diidiomkan dengan kedewasaan, namun lebih dari sekedar dewasa secara psikologis. Dalam kaitan ini, setiap pemimpin harus mengedepankan kematangan diri yang tinggi sebagai pemimpin berhikmat (yang dewasa yang mampu memanejemeni/ mengelola perilaku/ behaviour serta pola/ style kepemimpinannya).
Ia memiliki self esteem tinggi dengan sikap proaktif yang menjadi pemimpin model yang dapat diteladani dalam iman (karakter), tugas (ketaatan – ketekunan) dan pengabdian (benar, baik, setia dan berhasil) serta kerja (efektif, efisien, sehat) produktif optimal. Ia harus membuktikan diri sebagai pemimpin bertanggung jawab atas tugas, orang yang dipimpin (staf dan bawahan), serta keberhasilan kepemimpinan(Ibrani 13:7, 17). Pemimpin seperti ini memiliki jiwa entrepreneur dengan mental mandiri (pikiran unggul – kreatif, inovatif, asertif, cerdas, cepat, tangguh; keberanian unggul untuk membuat putusan; dengan cara unggul untuk menggapai keberhasilan), didukung oleh gaya keterbukaan kepada segala kemungkinan berhasil dalam kinerjanya (Kejadian 30:27b). Di sini pemimpin yang matang harus membuktikan kemampuannya mengelola personalitas, karakter, perilaku dan sikapnya dengan kebiasaan berkualitas yang olehnya ia dapat menjalankan kepemimpinan berkualitas, di atas kinerja berkualitas bagi hasil berkualitas.
- KEMATANGAN PEMIMPIN DAN PEMBUKTIAN DIRI. Kematangan seperti di singgung di atas berbicara tentang kedewasaan kepribadian utuh dengan karakter serta pengendalian diri yang unggul. Pemimpin yang matang membuktikan diri sebagai kompeten dengan integritas (etika moral) yang kredibel (terbukti diterapkan dan diakui)., ia memiliki kapasitas dengan “kemampuan pikiran dan berpikir unggul”., ia pun memiliki kapabilitas dengan kecakapan sosial (hubungan-hubungan yang dalam, luas, dan responsif) serta kecakapan teknis (kemampuan manajerial) andal, sehingga ia mampu memimpin dan menjalankan kepemimpinannya dengan benar, baik dan produktif. Pemimpin yang matang seperti ini ada pada tahap konvergensi ditopang oleh semua faktor terkait yang meneguhkan pembuktian dirinya sebagai andal.
- KEMATANGAN PEMIMPIN DAN KEBIJAKAN. Kematangan pemimpin terbukti dalam tiga sisi, yang berhubungan dengan sifat, sikap, kebiasaan serta tindakannya dalam kepemimpinan. Pertama, Kematanagan rohani, yang berhubungan dengan keteguhan karakter yang diekspresikan melalui etika, moral, etiket dan etos yang benar. Kedua, kematangan psikologis, yang terbukti dalam pengendalian, pengontrolan dan ekpresi diri yang terlihat dalam cara berpikir, bersikap, berkata dan bertindak arif. Kematangan psikologis ini akan meneguhkan pemimpin, sehingga ia akan terbukti bijaksana dalam menyikapi hubungan dengan diri, sesama dan kerja. Ketiga, kematangan kerja, yaitu kemampuan dan keandalan kerja yang dibangun di atas pengetahuan khas serta pengalaman teruji dalam sepanjang perjalanan kehidupannya. Kematangan kerja ini meneguhkan pemimpin sehingga ia bekerja benar (efektif – doing the right thing), baik (efisien – doing the tight thing rightly) dan sehat (healthty relationship) yang olehnya ia dapat melakukan tugas kepemimpinannya secara optimal.
- KEMATANGAN PEMIMPIN DAN KETELADANAN. Kematangan seperti yang disinggung terdahulu adalah faktor penting yang memberikan kebijaksanaan yang meneguhkan pemimpin sehingga ia dapat membuktikan diri sebagai pemimpin teladan. Menjadi pemimpin teladan seperti ini adalah merupakan akibat dari kematangan diri pemimpin. Kematangan diri inilah yang memberi kredibilitas kepadanya yang merupakan kekuatan yang diakui sebagai lebih oleh mereka yang ada di sekitarnya. Kekuatan lebih yang diakui ini mencerminkan nilai-nilai, sifat-sifat dan tindakan angun serta agung yang meneguhkan setiap orang yang yang bersentuhan dengan pemimpin. Kematangan yang mengandung nilai, sifat dan tindakkan seperti ini dianggap sebagai layak untuk diteladani, karena telah terbukti membawa dampak positif dalam sepanjang pengembaraan dan pewujudan karir pemimpin.
- KEMATANGAN PEMIMPIN DAN PERILAKU SERTA GAYA PROAKTIF. Pemimpin yang matang dalam pemahaman utuh, memberikan kuasa dan kekuatan yang meneguhkan dirinya dengan karakteristik khusus yang positif. Kuasa dan kekuatan dengan krakteristik khusus positif yang meneguhkan ini mewarnai perilaku (behaviour) serta gaya (style) pemimpin, yang dinampakkan dalam seluruh proses kehidupan dan kepemimpinannya. Dalam kaitan ini, kadar kematangan diri pemimpin akan terbukti melalui perilaku dan gaya yang proaktif dalam kepemimpinan yang diemban. Perilaku dan gaya proaktif inilah yang berkaitan dengan dinamika yang menggerakkan, mengarahkan dan mendukung, sehingga setiap orang bersinergi dan bertindak simultan dalam mengisi proses kepemimpinan yang menghasilkan secara nyata.
- KEMATANGAN PEMIMPIN DAN PEMBUKTIAN TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN. Pemimpin yang matang dengan sendirinya mampu mengaktualisasikan keandalan dirinya berlandaskan semangat kemandirian (entrepreneruship). Keandalan kemandirian diri pemimpin ini akan terbukti dalam seluruh mekanisme dan proses kepemimpinan yang dijalankannya. Dengan demikian, tatkala seorang pemimpin memimpin, ia sedang mengatualisasikan dan membuktikan kadar kemandirian dari kematangan serta keandalan dirinya. Pada sisi lain, kadar kematangan diri pemimpin ini adalah ajang dimana setiap orang akan memberikan “respon sosial psikologis” terhadap pemimpin yang ditandai oleh adanya pengakuan (karena rasa hormat) atau pencemohan (karena dianggap tidak becus). Karena itu, pemimpin yang bertanggung jawab mengembangkan dirinya ke arah kemandirian kematangan kepemimpinan secara sadar sajalah yang akan menuai pengakuan positif atas diri, kinerja dan hasil upaya memimpin yang dilakukannya, yang akan terus diakui sebagai berkualitas.
REFLEKSI
Kadar kematangan kepemimpinan seseorang ternyata memiliki andil besar menopang keberhasilan atau berujung kepada kegagalan dirinya sebagai seorang pemimpin. Dalam kaitan ini, Firman Allah memberikan jaminan bahwa “pemimpin yang berhati bijak” akan membuktikan kadar kematangan tinggi, yang nampak pada pikiran, sikap, kata dan tindakan yang meyakinkan (Amsal 16:23). Dengan kebenaran ini, seorang pemimpin yang menghendaki untuk membuktikan diri sebagai pemimpin yang matang, ia perlu mempertimbangkan kebenaran seperti berikut ini.
- Memiliki hati yang bijak, yang memberi kuasa dan kekuatan untuk membuktikan diri sebagai pemimpin sejati dalam sifat, sikap, kata dan perbuatannya sebagai seorang pemimpin berkualitas (I Raja-raja 3:1-28; II Tawarikh 1:1-13).
- Membangun komitmen yang kuat untuk berkembang menjadi kompeten dengan karakter luhur, pengetahuan komprehensif dan kecakapan andal sebagai kekuatan positif yang nampak dalam keteladanan diri, perilaku serta gaya kepemimpinan proaktif mewujudkan tanggung jawab kepemimpinan yang membawa berkat bagi banyak orang di dalam dan melewati lingkup kepemipinan yang diembannya (Yesaya 32:8, 1-2, 17; 33:15-16).
- Meneguhkan diri dengan semangat entrepreneur yang mandiri, ditandai keandalan berpikir, keunggulan keberanian, dan kepiawaian kerja tidak tersaingi (Kejadian 30:27b), yang dapat membuktikan diri, kinerja, dan produk berkualitas yang memberkati banyak orang.
- Selamat membuktikan diri sebagai pemimpin yang memiliki kematangan kepemimpinan tinggi!
Salam dan doa,
Dr. Yakob Tomatala
Rekan sekepemimpinan